Hidayatullah.com – Disparitas kekayaan dan kesejahteraan antara kelompok masyarakat yang dianggap sudah diluar kewajaran dinilai sebagai salah satu persoalan kekinian umat Islam khususnya, dan rakyat Indonesia umumnya.
Umat Islam yang mencapai 85 persen dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia hanya mengendalikan sekira 20 persen kekayaan Indonesia. Pengusaha muslimpun masih sangat sedikit jumlahnya.
Hal itu disampaikan Mohammad Nadjikh, Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada gelaran Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Hotel Garden Palace, Surabaya, Jumat, (11/12/2015).
“Untuk itu, kita akan membuat gerakan ciptakan satu juta pengusaha Muhammadiyah di semua bidang usaha di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Indonesia, menurutnya, akan maju jika minimal 2 persen dari masyarakatnya adalah pengusaha. Sementara saat ini jumlah pengusaha Indonesia hanya 400 ribu, sedangkan sisanya adalah pekerja atau buruh.
Sedangkan idealnya, lanjut Nadjikh, Indonesia harus punya 4,4 juta pengusaha dari jumlah angkatan kerja produktif. Kondisi itu dinilai sangat tidak memungkinkan ekonomi Indonesia akan bisa cepat maju.
“Untuk itu kita akan berusaha mendorong kader Muhammadiyah, siswa dan mahasiswa di sekolah dan perguruan tunggi Muhammadiyah untuk menjadi pengusaha baru di kemudian hari,” jelasnya.
Acara ini dihadiri sekitar 300 pengusaha Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, pengurus PP Muhammadiyah, seluruh Dekan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Muhammadiyah, mitra dan pengusaha, dan Baitul Tanwil Muhammadiyah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa tokoh yang hadir diantaranya seperti Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, yang sekaligus membuka acara. Mantan Ketua Umum PAN, Sutrisno Bachir, CEO Trans Corp, Choirul Tanjung, Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, dan Haidar Nasir selaku Ketua PP Muhammadiyah.*