Hidayatullah.com–Ketakutan terhadap Islam atau biasa disebut Islamophobia dinilai sebagai suatu tindakan rasis terhadap muslim, baik secara individu, kelompok maupun organisasi. Biasanya, provokasi Islamophobia terjadi karena ketidaktahuan tentang Islam secara benar.
Definisi Islamophobia tersebut disampaikan oleh Dr. Michael Privot, Director of the European Network Against Racism (ENAR), saat menjadi pembicara pada diskusi panel I di International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ke IV di UIN Malik Ibrahim, Malang, Selasa (24/11/2015).
Dr. Privot menyatakan, di Eropa sendiri Islamophobia tersebat sangat luas dan cepat. Salah satu faktor utamanya adalah peran sosial media yang gencar menyampaikan kebencian terhadap Islam.
“Orang eropa menggunakan media untuk menyebarluaskan isu yang salah tentang Islam. Dan kebanyakan mereka tidak sadar kalau hal itu dinilai mencemarkan,” ungkapnya.
Korban Islamophobia sendiri di Eropa, kata Dr. Privot, didominasi oleh kaum wanita atau muslimah.
“70 persen korban dari Islamophobia adalah wanita. Terutama dikarenakan soal perbedaan cara berpakaian,” jelas pria asal Belgia ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, Islamophobia tidak akan pernah berhenti selama masih ada berita tentang terorisme, ISIS, atau segala sesuatu negatif yang dihubungkan dengan Islam.
“Orang yang terjangkit Islamophobia juga menyatakan bahwa Islam tidak cocok untuk disatukan negara seperti republik, parlemen,” terangnya.*