Hidayatullah.com- Anggota Komisi I DPR RI Sukamta Ph.D menyampaikan bahwa Panglima TNI Moeldoko seolah menganulir pernyataannya sendiri terkait dengan dibolehkannya Korps Wanita (Kowan) TNI untuk berjilbab saat dinas.
“Hal itu menuai reaksi dari sebagian masyarakat,” ujar Sukamta kepada hidayatullah.com di Jakarta, Kamis (28/05/2015).
Sukamta mengungkapkan ketika Panglima TNI Moeldoko melontarkan pernyataan diperbolehkannya Kowan TNI berjilbab, sudah pasti masyarakat mengapresiasinya. “Panglima TNI saat itu telah memberikan harapan kepada Kowan TNI dalam kaitannya dengan kebebasan beragama,” kata Sukamta.
Tetapi, saat Panglima TNI menganulir pernyataannya dengan menyatakan bahwa berjilbab boleh asalkan tidak untuk pakaian dinas, kata Sukamta hal itu kembali mengecewakan perasaan masyarakat.
“Kebebasan beragama yang menjadi harapan masyarakat dan Kowan TNI seolah-olah hanya harapan palsu saja (PHP). Saya berharap Panglima TNI tidak PHP kepada masyarakat,” kata Sukamta yang juga Politisi dari Fraksi Partai Keadilan.
Sukamta menilai jika salah satu alasan penganuliran itu adalah opini yang berkembang di tengah masyarakat di mana dilontarkan bahwa Kowan TNI yang berjilbab dapat mengganggu soliditas.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Soliditas itu tidak selalu berarti keseragaman, soliditas justru bisa lahir dari rasa hormat terhadap keberagaman sesama prajurit,” ujar Sukamta.
Supaya Panglima TNI tidak terkesan PHP menurut Sukamta harus segera menyelesaikan polemik tentang jilbab bagi Kowan TNI.
“Agar tidak terkesan PHP, sebaiknya Panglima TNI segera menuntaskan polemik soal jilbab bagi Kowan TNI,” pungkas Sukamta.*