Hidayatullah.com–Kondisi pengungsi Rohingya yang kurang gizi dan sangat memprihatinkan. Demikian disampaikan Rahmat Effendi, Koordinator Tim Kemanusiaan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) saat menjenguk pengungsi Rohingya yang berada di Posko Kuala Langsa, Aceh, Senin (18/05/2015) kemarin.
Menurut Rahmat Effendi, ada sekitar 680 pengungsi yang terbagi dalam dua posko yakni posko untuk pengungsi dari Rohingya dan posko untuk pengungsi dari Bangladesh.
Selain itu pengungsi Rohingya juga berada di posko Aceh Tamiang dan posko Pangkalan Susu, Langkat, Sumatra Utara. Kondisi mereka sangat memprihatinkan.
Seperti yang dituturkan Muh. Armen (30) salah seorang pengungsi dari Rohingya yang mengatakan bahwa ia dan ratusan pengungsi lainnya terombang ambing dilautan selama 2 bulan dan 10 hari.
Mereka pun sudah pasrah tidak tahu kemana, sebab bekal di kapal sudah habis sejak 10 hari sebelum sampai ke Aceh. Bahkan ada beberapa yang meninggal dunia diatas kapal tersebut. Karena tidak ada pilihan lain, mayatnya pun akhirnya dibuang ke laut.
“Kami juga sempat ketakutan ketika kapal-kapal nelayan Aceh mendekat, sehingga kami hanya bertakbir Allahu Akbar..Allahu Akbar, ternyata mereka mau menolong kami,” ujar Armeen yang didampingi tim BMH, Rahmat Efendi.
Rahmat Efendi mengungkapkan kondisi pengungsi masih tidak stabil, masih ada rasa takut, namun mereka juga bahagia.
“Selain itu pengungsi terlihat sangat kurus. Sehingga membutuhkan uluran tangan semua. Selain itu diperlukan penanganan bersama baik pemerintah ataupun swasta serta lembaga-lembaga zakat termasu Baitul Maal Hidayatullah (BMH),” ujarnya.
BMH pada tahap penyaluran awal ini akan mentargetkan membantu penambahan gizi bagi para pengungsi. Rahmat mengaku, bersama relawan lain Tim Kemanusiaan BMH ikut bergerak membantu pengungsi Rohingya dan Bangladesh dalam penanganan pengungsi.
“Alhamdulillah mereka mendapat makan dari dapur umum dan kami dari BMH membantu untuk tambahan gizi mereka seperti pengadaan susu dan juga makanan untuk anak-anak dan bayi,” ujar Rahmat.
Pengungsi Rohingya juga Muslim, mereka ini adalah Kaum Anshar dan kita yang ada di Indonesia sebagai Kaum Muhajirin, sehingga wajib untuk membantunya, ujar Rahmat.
“Perlu sinergi dalam mengulurkan bantuan untuk saudara-saudara kita di Rohingya, dan tentu akan banyak hal yang mereka butuhkan, mulai dari layanan kesehatan, sandang, makanan, pakaian, perlengkapan shalat seperti sarung, mukena dan juga Al-Qur’an serta penyediaan air besih. Selain itu harus direncanakan secara bersama untuk membangun shelter-shelter yang mereka bisa tempati. Selain itu mereka membutuhkan trauma healing bagi anak-anak,’” tambah Rahmat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Muh. Armen pun mengucapkan terima kasih kepada nelayan Aceh dan masyarakat yang menampung mereka saat ini.
Menurut Rahmat, saat ini para pengungsi sudah bisa melakukan shalat berjamaah kembali di mushalah darurat yang ada di pengungsian.
Sebagaimana diketahui, ribuan pengungsi Rohingya dan Bangladesh terdampar di Aceh dan Sumatera Utara setelah mengalami penganiayaan di Myanmar. Total pengungsi yang masuk ke Aceh sebanyak 1.364 orang.*/A Syakir (Aceh)