Hidayatullah.com– Setiap tanggal 3 Mei adalah Hari Kebebasan Pers Dunia (World Press Freedom Day/WPFD). Memperingati itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar acara diskusi bertema “Kebebasan dan Penistaan”, Senin (04/05/2015).
Selain para pegiat pers, diskusi di Hall Dewan Pers, Jakarta, itu rupanya juga dihadiri kalangan mahasiswa. Memang, para pelajar dan mahasiswa terkhusus Muslim, di negeri ini cukup antusias melirik dunia jurnalistik.
Lihatlah sehari sebelumnya, Ahad, di kantor Kelompok Media Hidayatullah, Jl Cipinang Cempedak 1/14, Polonia, Jakarta Timur. Tepat di hari peringatan WPFD 2015 itu, 18 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi antusias mengikuti Pelatihan Jurnalistik Dakwah untuk Mahasiswa Angkatan I.
Acara gelaran Jurnalis Islam Bersatu (JITU) ini berlangsung sejak Sabtu (02/05). Peserta terjauhnya, selain asal Semarang, Jawa Tengah, juga dari Lampung, Sumatera sebanyak 6 orang. (Baca JITU Gelar Pelatihan Jurnalistik Untuk Mahasiswa)
Pada Sabtu yang sama, para pelajar Madrasah Aliyah program Sekolah Pemimpin di Jl Kalimulya, Depok, Jawa Barat juga menggelar acara serupa. Pelatihan jurnalistik tingkat dasar ini mengangkat tema “Membangun Kreatifitas Pelajar dalam Dunia Tulis-menulis”.
Seminar Jurnalistik
Masih di Depok, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (BEM STIEHID) Cilodong mengadakan seminar jurnalistik, Kamis (30/04/2015). Pembicaranya, Pemimpin Redaksi Majalah Suara Hidayatullah, Dadang Kusmayadi.
Pantauan hidayatullah.com, seminar bertema “Peran Mahasiswa dan Media Islam dalam Menjawab Tantangan Dunia Jurnalistik” ini dihadiri sekitar 90 orang mahasiswa serta dosen STIEHID. Mereka tampak antusias mengikuti pemaparan pembicara tunggal.
Dadang mengatakan, mahasiswa –terkhusus peminat jurnalistik– bisa memanfaatkan media massa sebagai sarana aktualisasi diri. Apalagi saat ini fasilitas internet dan media-media online begitu melimpah.
“Jadi, Anda sekalian para mahasiswa saya harapkan untuk aktif menulis. Sehari bisa menulis berapa rubrik; opini, perjalanan, artikel apapun,” pesannya.
Sebab, lanjutnya, pers Islam juga berperan memajukan bangsa Indonesia. Misalnya, melalui artikel-artikel yang bisa membangkitkan ruh para pembaca untuk melakukan perbaikan di negeri ini.
“Fungsi media Islam (di antaranya) memberikan informasi, memberikan edukasi terhadap masyarakat, sebagai sarana pendidikan, kemudian sebagai sarana rekreatif,” ujar Dadang didampingi moderator.
Acara ini dirangkai dengan penganugerahan STIE AWARD II bagi para mahasiswa berprestasi, serta Pelantikan dan Serah-terima Jabatan BEM STIEHID periode 2014-2015/2015-2016.
Sementara itu, pada pelatihan jurnalistik gelaran JITU dan Sekolah Pemimpin, para peserta mengaku senang mengikutinya. Dengan mendapat tambahan ilmu kewartawanan, mereka berharap kelak bisa menjadi penulis handal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Harapan itu, disongsong setidaknya oleh Hermanto (murid Sekolah Pemimpin) dan Zainal A (peserta pelatihan JITU). Keduanya segera mengirimkan karya tulisannya kepada hidayatullah.com yang kini sudah dimuat. Baca Hari Pendidikan dengan Training Jurnalistik dan Masyarakat yang Pro dan Kontra Hukuman Mati Terpidana Narkoba.
Fenomena ketertarikan para pelajar-mahasiswa terhadap pers Islam ini tampaknya menarik. Mengingat, belum lama ini sejumlah situs media Islam sempat diblokir oleh pemerintah.*