Hidayatullah.com- Pimpinan Pesantren Rumah Qur’an Relawan Umat Harapan Masyarakat (RUHAMA), Ahmad Nur Sholeh mengatakan rumah Qur’an RUHAMA mewisuda peserta hafidzul Qur’an dalam acara Tabligh Akbar, “Wisuda Tahfidzul Qur’an Daurah 60 Hari Hafal Al-Qur’an Dan Faham Artinya 30 Juz” di Masjid Raya Bogor Jalan Pajajaran, Bogor.
“Kegiatan ini diadakan oleh teman-teman RUHAMA yang terdiri dari para mahasiswa dari berbagi macam perguruan tinggi yang berbeda,” kata Sholeh saat ditemui awak hidayatullah.com sebelum memberikan sambutan dalam acara wisuda tersebut, di ruang panitia penyelenggara.
Sholeh menyampaikan wisudawan kali ini merupakan angkatan kedua, dari 60 peserta yang telah dieseleksi gugur sebanyak 15 orang, berarti hanya 45 orang yang bisa mengikuti dan menyelesaikan daurah al-Quran.
“Nah dari 45 orang itu Alhamdulillah yang berhasil menyelesaikan 30 juz itu sebanyak 33 orang jadi sekitar 63 persen yang berhasil seperti itu,” kata Sholeh.
Dalam perjalanan daurah, kata Sholeh, ternyata peserta membuat top skor, yaitu menghatamkan bacaan al Qur’an dalam waktu tercepat di mana panitia penyelenggara memberikan waktu hanya selama 5 hari, dan jika dalam waktu 5 hari belum selesai berarti peserta dinyatakan gugur untuk mengikuti daurah.
“Alhamdulillah, ternyata ada yang selesai membaca 30 juz dalam waktu sehari saja, ada yang 2 hari, 3 hari bahkan hanya 12 jam mengkhatamkan bacaan 30 juz,” ungkap Sholeh.
Setelah mengkhatamkan, lanjut Sholeh, peserta diberi waktu 5 hari untuk menerjemahkan surat al-Baqarah dengan perkata atau per-lafadz. Setiap peserta harus menyetor artinya tanpa menggunakan atau membaca al-Qur’an terjemah.
“Dari referensi yang kami dapat, jika seseorang mampu menerjemahkan kosakata juz 1 saja, maka ia mampu menguasai 60% kosakata dalam al-Qur’an, dan jika bisa menerjemahkan perkata surat al-Baqarah, maka ia mampu menguasai 80% kosakata dalam al-Quran. Jadi tinggal 20%, nah yang 15% itu ada dalam juz 30, 29 dan 27 sedang 5% tersebar dalam juz lainnya,” papar Sholeh.
Dari situ, kata Sholeh, para peserta diberikan tugas untuk menerjemahkan surat al-Baqarah dan jika mereka tidak selesai dalam waktu 5 hari maka akan dinyatakan gugur.
“Setelah itu, baru kemudian para peserta menghafal al-Quran, dengan menggunakan metode yang berslogan ‘Mau menghafal al-Qur’an 30 juz lupakan metodenya!’,” ujar Sholeh.
Apa itu lupakan? Sholeh menjelaskan yaitu lupakan kesibukan masing-masing, lupakan seluruh alat elektronik (tidak dikembalikan kecuali setelah selesai 30 juz dan 60 hari waktu daurah,) dan lupakan kemampuan diri masing-masing sebab peserta harus yakin jika al-Qur’an adalah mukjizat dan Allah Subhanallah Wa Ta’ala itu Maha Kuasa sehingga peserta pasti bisa mudah untuk menghafalkan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Jika persiapan itu sudah dipenuhi, para peserta barulah menghafal menggunakan metode lupakan,” imbuh Sholeh.
Lupakan sendiri menurut Sholeh memiliki kepanjangan yang mana L itu lihat, jadi sebelum mengahafal peserta harus melihat halaman dan memahami artinya. Setelah itu, U yaitu ucapkan lafadz al-Qur’an dengan suara yang didengar oleh telinga, ulangi beberapa kali, ulangi dengan “merem-melek” yaitu memejam dan membuka mata, ulangi dengan memejamkan mata saja hingga benar-benar hafal dan yang terakhir ulangi dengan fokus melihat pada satu benda hingga hafal 1halaman. Sementara untuk PA yaitu pahamilah terjemahannya, KA yaitu kaitkan ayat satu dengan ayat lainnya, kemudian N yaitu “nyetor” kepada muhafidznya dan yang terakhir nikmatilah dalam sholat.*