Hidayatullah.com- Teror penembakan oleh orang tak dikenal ke kediaman Ketua Umum PP Muhammadiyah (1995-1998), Amien Rais sebagai bentuk serangan yang terpola.
“Patut dicurigai ada upaya sistematis menyerang beliau. Itu tindakan keji dan tak bermoral,” kata Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Beni Pramula dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Kamis (06/11/2014).
Sebagai warga Muhammadiyah, Beni mengutuk tindakan tersebut. Menurut Beni, Amien Rais adalah tokoh Muhammadiyah yang mempunyai kontribusi besar kepada negara. Karena itu, pihaknya meminta Polda DIY mengusut tuntas kasus tersebut.
“Tangkap segera pelakunya,” tegas Beni.
Menurut Beni, dalam beberapa minggu terakhir ini, Amien Rais diserang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Penembakan itu terjadi setelah ada aksi berupa tindakan pencemaran nama baik dan fitnah oleh sekelompok orang dari Pametri dengan mengadakan ruwatan di depan rumah Amien Rais yang berada di Pandeansari, Condongcatur, Depok, Sleman.
“Kasus tersebut juga tengah ditangani Polda DIJ dan belum tuntas, sekarang muncul teror lainnya berupa penembakan,” imbuhnya
Beni mengimbau bagi mereka yang punya sikap dan pandangan yang berbeda dengan Amien Rais agar tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji. Ia mengajak semua pihak agar membangun dan mentradisikan dialog secara sehat.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Irawan Puspito menilai teror ke rumah tokoh reformasi itu merupakan tindakan di luar batas dan tidak beradab. Bila polisi tidak secepatnya mengungkap perkara itu dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami mengutuk keras tindakan tersebut”, tegasnya.
Menurut Irawan, teror itu sama dengan pengecut yang anti-demokrasi. Jika memang ada pihak-pihak yang merasa tidak sejalan dengan pilihan politik Amien Rais, seharusnya tidak melampiaskan dengan bentuk teror tersebut.
Irawan mengimbau agar warga Muhammadiyah dan masyarakat tidak terprovokasi dengan aksi tak bermoral tersebut. “Kami percayakan polisi mengusutnya,” pinta Irawan.*