Hidayatullah.com–Senyapnya pemberitaan Muslim Rohingnya seakan menegasikan pentingnya persatuan umat untuk menggugat hak politis umat Islam di wilayah itu.
“Sudah hampir 1 Juta orang Islam di Rakhine yang dibunuh, dibakar. Tragedi ini bisa lihat di internet,” Pendiri Ar-Rahman Qur’anic Learning Centre (AQL) Bachtiar Nasir dalam acara Tadabbur belum lama ini.
Ia mengajak para pemuda ikut menjadi duta-duta umat agar mampu mangiri penderitaan umat Islam di Rohingya, yang hak-haknya banyak dikebiri.
“Saya berharap, Anda menjadi duta-duta Islam, pelobi-pelobitingkat dunia seperti Dr. Imam Abdul Malik Mujahid yang Rabu lalu datang ke AQL,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Majelis Syuro Jamaah Al Islamiah, gerakan Islam pimpinan Abul ‘Ala Al Maududi itu datang ke Indonesia.
Ketua Dewan Parlemen Agama-agama Dunia itu pekan lalu berada di Jakarta untuk mensosialisasikan pembantaian kemanusiaan umat Islam Rohingya.
Menurutnya, pria kelahiran Pakistan yang hijrah ke New York, AS itu terus melakukan lobi internasional termasuk kasus pembantaian di Rohingnya.
“Kenapa dia datang ke Indonesia? Karena satu-satunya negara yang menyatakan apa yang terjadi di Rohingya bukan genosida adalah Indonesia,” jelas Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu.
Pernyataan Indonesia itu memunculkan kekagetan dunia. “Harusnya negara Muslim terbesar dunia ini yang paling peduli, apalagi lokasinya terdekat dengan Myanmar,” ulasnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kondisi itu yang membawa Abdul Malik mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan para ulama dan berbagai tokoh politik negeri ini. Apa yang telah dilakukan Abdul Malik, sepatutnya juga dilakukan oleh pemuda Indonesia, tidak gentar bergerak dan mengerahkan segenap kemampuan untuk pembebasan Muslim Rohingnya.*