Hidayatullah.com–Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berpengaruh pada anjloknya keyakinan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK.Sebab umumnya masyarakat tetap tak setuju kenaikkan harga BBM.
“Sebanyak 73,17 persen responden menjawab tidak setuju. Hanya 21,46 persen yang setuju harga BBM naik, sementara 5,37 persen lainnya tidak menjawab,” ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar dalam rilisnya menyangkut hasil survei terbaru di kantor LSI, Jakarta, Kamis (28/08/2014) dikutip JPNN.
Kondisi ini, menurut Rully, memaksa Jokowi-JK harus mencari alternatif solutif untuk menyiasatinya. Pasalnya, menaikkan harga BBM untuk mengurangi anggaran subsidi justru bertentangan dengan keinginan publik dan juga janji Jokowi-JK saat kampanye sebelum terpilih.
Menurut LSI, publik awalnya merasa yakin pemerintahan Jokowi dianggap mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik.
“Keyakinan mereka ibarat memakan buah simalakama. Harapan publik yang semakin tinggi ini akhirnya mengalami kekecewaan,” ujarnya.
Jika Jokowi-JK tak cepat meresponnya, maka dipastikan kepercayaan publik terhadap Jokowi berpotensi menurun hingga 20 persen dalam waktu setahun.
Sebelum ini, Joko Widodo menegaskan dirinya siap menanggung resiko diprotes masyarakat atas kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya siap untuk tidak populer,” kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/08/2014).*