Hidayatullah.com–Ingin saling mengingatkan akan kematian.Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Wagub Kaltim) Mukmin Faisal menyumbangkan 1 unit mobil jenazah kepada sebuah pesantren di Jalan Mulawarman, Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim, Ahad (23/03/2014).
“Saya beri kenang-kenangan 1 buah mobil jenazah. Kenapa mobil jenazah? (Sebab) tidak ada orang yang bisa menghindar (dari mati),” ujarnya di depan jamaah pesantren.
Mukmin menyerahkan langsung mobil tersebut usai shalat Zhuhur berjamaah di Masjid ar-Riyadh. Penyerahan ini diterima secara simbolis oleh pembimbing senior pesantren, Ustadz Abdul Qadir Jaelani.
Dalam sambutannya, Mukmin mengatakan, kematian tidak bisa dirubah ketetapannya oleh manusia. Semua manusia yang masih hidup hanya menunggu waktu, tak peduli strata sosial-ekonominya.
“Ada yang muda besok diambil (nyawanya). Ada yang tua, sakit-sakitan terus, eh, masih banyak (orang) dilewatinya. Hanya kita sebagai Muslim harus siap (mati),” terang mantan Wakil Wali Kota Balikpapan ini.
Abdul Qadir mengatakan, belakangan ini pesantren kerap dikunjungi para tamu. Namun, kunjungan wagub suatu kebahagiaan dan keistimewaan tersendiri bagi jamaah.
Mobil jenazah sumbangan Mukmin siang itu sudah stand by di halaman masjid. Mukmin berharap, sumbangan atas nama partainya itu bisa dimanfaatkan oleh umat, di dalam maupun luar pesantren.
Jangan Lupakan Sejarah
Mukmin Faisal mengunjungi Pesantren Hidayatullah Pusat Gunung Tembak dalam rangka bersilaturahim. Pesantren ini baginya memiliki ikatan sejarah yang panjang.
Mukmin berprinsip, dia tak boleh melupakan sejarah hidupnya. Termasuk masa lalunya sebagai penjual ikan.
“Jadi, temen-temen saya dulu waktu saya jual ikan, heran-heran, kenapa (sekarang saya. Red) masih mau ke pinggir laut? Saya tidak boleh melupakan itu, sebab itu sejarah perjalanan hidup yang harus saya ingat terus menerus. Betapa sulitnya menempuh kehidupan,” ungkapnya.
Mengingat sejarah hidupnya, Mukmin lantas bercerita. Dulu saat dia masih kanak-kanak, rumahnya di Balikpapan pernah terbakar. Dia pun nyaris ikut dilalap api.
Saat kebakaran itu, tuturnya, dia ketinggalan sendiri di dalam rumah. Setelah orang-orang pada pergi menyelamatkan diri, baru mereka sadar jika Mukmin tertinggal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Untung saja keluarga diingatkan oleh Allah (bahwa) ada orang yang mulia yang ditinggalkan di dalam, yang namanya ‘Mukmin’,” tuturnya bergurau.
“Saya juga gak tau kenapa digelari ‘Mukmin’. Sebab ini gelar yang berat. Dalam al-Qur’an sering disebut, ‘Hai orang-orang Mukmin’. Itulah kewajiban saya sebagai hamba Allah menjaga (nama) dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya, disambut senyum jamaah.
Mukmin pun berpesan untuk selalu menjaga dan mengendalikan hati serta tidak “tinggi bicara”. Baginya, ini sesuatu yang paling berat.*