Hidayatullah.com–Bencana bisa datang di mana dan kapan saja. Penyanyi religi kenamaan Opick, memandang bencana adalah suatu pertanda untuk memperbaiki diri.
Opick yang dikenal dengan lagu Tombo Ati ini mengatakan, seseorang tidak perlu bertanya apa penyebab banjir dan bagaimana mengatasinya. Tapi, tanyalah dosa apa yang sudah dikerjakan sehingga alam sedemikian tidak bersahabat.
“Sungguh, alam sangat jujur memperlihatkan wajah kita hari ini,” kata Opick saat berbagi bersama pengungsi korban banjir di Posko Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bidara Cina, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Opick meminta masyarakat jangan hanya mencaci maki dan menyalahkan pemerintah. Masyarakat semestinya memberi kritik-kritik yang membangun dan memberi solusi bersama.
“Jangan hanya mencaci maki dan menyalahkan orang,” kata Opick.
Opick lebih lanjut mengatakan, terkadang Allah mengirim karunia yang sebenarnya dalam hidup lewat duka dan derita. Allah juga mengirim pertolongan lewat sepi dan musibah.
Biasanya, kata dia, Allah mengirim nasihat yang mudah kepada manusia lewat guru, sahabat atau teman. Dan kalau hati tidak peka, Allah akan mengirim nasihat melalui musibah.
“Kalau kita susah mendengar, susah taat, Allah akan kirim musibah. Kalau lebih parah dari itu, Allah akan mengganti dengan kaum yang lain,” kata dia.
Lembaga seperti ACT, kata dia, menjadi motor untuk mendidik masyarakat umum, juga kalangan artis dan pejabat dalam prinsip kemanusiaan dan kerelawanan. Menurutnya, Allah akan mengirim pertolongan melalui orang-orang yang membutuhkan bantuan kita.
Kata dia, tidak perlu susah-susah mengetuk hati seseorang untuk menolong. Kalau Allah mau, Allah akan menggerakkan hati-hati manusia itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Sesungguhnya ketika Allah menolong kita karena kita menolong orang lain,” kata dia.
Sementara itu, hal yang sama diungkapkan oleh President ACT, Ahyudin. Ia mengatakan, saat terjadi bencana, tidak tepat meresponsnya di atas panggung, berdebat dan berteori. Karena saat ini Indonesia bukan sekadar banjir, tetapi banjir bencana.
“Mari optimis, bangsa besar memang harus diuji dengan ujian besar. Lakukan langkah nyata,” kata dia.*