Hidayatullah.com–Ratusan mahasiswa dari berbagai lembaga dan Perguruan Tinggi di Kota Padang dan kota lainnya di Sumatra Barat yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Tolak Siloam (FMTS), Kamis (12/12/2013) siang mengepung Kantor Walikota Padang.
Ferdi Ferdian, Ketua Presidium FMTS mengatakan, mahasiswa sepakat menolak investasi Lippo Group di Padang dari segala aspek.
“Setelah kami telaah dan kaji, kami menemukan bukti-bukti bahwa banyak ditemukan pelanggaran dalam pembangunan Superblock Lippo Group di Jalan Khatib Sulaiman. Untuk itu, kami menolak pembangunan Lippo Group dan meminta Walikota Padang mencabut izinnya,” tegas Ferdian mewakili FMTS.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Tolak Siloam (FMTS) ini menutut Walikota Padang Fauzi Bahar mencabut izin investasi pembungunan RS Siloam dan Super Block Lippo Group di kawasan Chatib Sulaiman.
Hingga berita ini dikirim mereka masih bertahan di Balai Kota menunggu munculnya Fauzi Bahar. Sebagian utusan sudah malah sudah masuk keruang pertemuan.
Sambil terus berorasi, mereka bertekad bertahan bermalam di kantor Wali Kota hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Tadi pagi mereka di lepas dengan doa bersama dan tausyiah oleh Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar dan pimpinan Ormas Islam.
Sebelum sampai ke Balai Kota mereka sempat menjambangi kantor DPRD Padang di Sawahan untuk menyampaikan tuntutan yang sama, kemudian berlanjut menuju kantor Balai Kota yang megah di kawasan Aiapacah Padang.
“Tak ada negosiasi, tuntutan kami harga mati,” teriak Ahmad Mahbubi, Ketua FMTS.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Aksi menolak mega proyek Lippo Group ini sudah yang keempat kalinya dilukan dengan demo besar-besaran. Namun tetap berjalan damai dan santun tanpa anarkhis.
Sebelumnya, Izin investasi LG termasuk RS Siloam yang dikeluarkan Walikota Padang Fauzi Bahar tersebut disetujui dewan dengan voting dimana hanya semua anggota Fraksi PKS saja dan seorang fraksi Demokrat yang berani menolaknya sehingga kalah telak saat voting.*