Hidayatullah.com– Wakil Menteri Agama RI, Prof Dr Nasaruddin Umar Senin malam (02/12/2013) secara resmi membuka Konferensi Imam Masjid Sedunia yang diadakan di Hotel Arya Duta Pekanbaru, Riau.
Perwakilan imam-imam masjid dari 14 negara di dunia telah hadir dalam konferensi yang diadakan mulai tanggal 2 hingga 6 Desember 2013 mendatang.
Delegasi yang hadir yakni dari Palestina (Muhammad Hussein, Mufti Palestina), Iraq (Hussein Ghazzi), Kuwait (Dr. Waleed), Tunisia (Taieb Ben Elhadi), Afrika Selatan (Serag Makkie Johar), Singapura (Abdul Hakim Basyir Muhammad), Malaysia (Nazaruddin), Pakistan (Maulana Syed M. Abdul), Rusia (Ildar Galeev), Senegal (Mbaye Niang) Brunei Darussalam, Prancis, Timor Leste, dan tuan rumah Indonesia.
Ketua panitia pelaksana, Prof. Tengku Dahril saat pembukaan menyatakan bahwa acara ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengoptimalkan peran masjid.
“Penyelenggaraan Konferensi Imam Masjid se Dunia ini dilatarbelakangi oleh pemikiran untuk mengoptimalkan fungsi dan peran masjid dalam membangun peradaban umat,” ujar Ketua ICMI Riau ini.
Ia melanjutkan, banyak masjid di Indonesia yang megah namun kegiatan dakwah di dalamnya mulai berkurang.
“Realitas kenyataan pada hari ini banyak masjid kita yang megah, tapi isinya boleh dikatakan mulai menurun,” ujarnya.
Konferensi ini nantinya akan mendiskusikan tentang perkembangan Islam di negara masing-masing peserta serta, khususnya Palestina dan deklarasi pembentukan Majelis Imam Dunia yang mewadahi imam-imam Masjid di seluruh dunia.
Sementara itu, Wamenag Nazaruddin Umar menuturkan harapannya agar para imam juga bisa memimpin masyarakat di luar masjid.
“Diperlukan imam-imam yang piawai, yang mumpuni, yang memiliki kapasitas. Bukan hanya memimpin masyarakat yang sujud di dalam masjidnya, tapi juga memimpin masyarakat di luar masjid.”
Nazaruddin mencontohkan kasus di Amerika atau Eropa banyak menyebut imam dalam pengertian pemimpin umat, tidak seperti di Indonesia hanya sebagai imam shalat di masjid.
“Kalau kita di Eropa atau di Amerika, begitu kita menyebutkan ‘imam’ tidak seperti kita di Indonesia, imam itu adalah pemimpin dalam shalat. Tapi kalau di luar negeri, terutama di negara-negara Barat, begitu kita menyebut ‘imam’ maka yang dimaksud imam di situ adalah pemimpin komunitas Islam, yang otomatis pemimpin shalat,” jelas beliau.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam acara ini, turut hadir mantan Menteri Agama Maftuh Basuni, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Musthafa Ali Ya’qub, perwakilan dari Duta Besar Arab Saudi dan Kuwait, serta berbagai elemen masyarakat yang ada di Riau.
Dijadwalkan, para imam ini juga akan memimpin shalat berjamaah di beberapa masjid di Pekanbaru, di antaranya Masjid Agung An-Nuur, Masjid Raya dan Masjid Babussalam. Di akhir konferensi, peserta akan diajak untuk melihat Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak.*/Muhammad Hidayat, (Riau)