Hidayatullah.com–Setelah sukses mengawal dan mengadvokasi kasus pemurtadan berkedok pernikahan yang dialami seorang muslimah bernama Rini Fitriana, Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (GAPAS) Cirebon banyak mendapat laporan dari para muslimah korban pemurtadan berkedok pernikahan lainnya.
“Setelah kasus Rini terekspos ke media banyak pengaduan kasus-kasus serupa yang masuk ke GAPAS. Semuanya adalah perempuan. Para korban itu ada yang sebagai perawat, ada juga guru,” kata Andi saat ditemui hidayatullah.com di Islamic Center Attaqwa Cirebon, Jawa Barat belum lama ini.
Andi memaparkan banyaknya laporan pengaduan ini membuktikan bahwa pemurtadan berkedok pernikahan merupakan fenomena gunung es.
“Ya, saya rasa banyak korban-korban lain yang perlu advokasi. Insya Allah kami siap mengadvokasi jika ada laporan-laporan lainnya,” ucapnya.
Menurut Andi dari laporan-laporan yang masuk ke GAPAS Cirebon, pemurtadan kebanyakan dilakukan setelah berpura-pura masuk Islam. Beberapa lama setelah menikahi korban yang muslimah barulah si lelaki kembali ke ajaran semula.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Berpura-pura masuk Islam, menikah, murtad, lalu ajak istri dan anaknya murtad. Modusnya seperti itu,” tandasnya.*