Hidayatullah.com–Forum Umat Islam (FUI) Bogor bersama pihak Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) dan panitia penyelenggara (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) berencana melaporkan kasus penyerangan LDII ke Polres Bogor, hari ini, Senin (17/06/2013).
“Ya, rencana pagi ini kami akan melaporkan penyerangan LDII ke Masjid UIKA ke pihak kepolisian,” demikian diungkap Sekretaris FUI Bogor, Wilyudin Wardhani kepada hidayatullah.com, Senin (17/06/2013) pagi.
Saat pelaporan ini, kata Wilyudin, pihaknya akan menyertakan bukti-bukti berupa audio visual, video, dan visum rumah sakit tiga orang korban dari pihak panitia yakni Ahmad Sahal, Nur Sholihi, dan Muhammad Syakur.
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Bachtiar Ujang Permana yang pada hari kejadian datang ke TKP berjanji akan mengusut tuntas kasus penyerangan Masjid UIKA oleh massa LDII ini.
Seperti diberitakan sebelumnya massa yang mengatasnamakan jamaah Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) menyerang pengajian mahasiswa di masjid kampus Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/06/2013) pagi.
Massa LDII merusak mimbar masjid dan memukul beberapa orang panitia. Bahkan diantara anggota LDII menggunakan sepatu saat menyerang ke dalam masjid.
Massa keberatan dengan tema kajian yang membahas LDII sebagai kelanjutan dari aliran Islam Jamaah/Lemkari yang resmi dilarang Kejaksaan RI sejak tahun 1970-an.
Pemateri kajian tersebut, Adam Amrullah berhasil diamankan panitia dan satpam kampus dari amukan massa. Aparat kepolisian dari Polres Kota Bogor sudah berjaga-jaga di tempat kejadian.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Adam sendiri adalah mantan Ketua Pemuda LDII Jakarta Timur yang menyatakan keluar dari organisasi tersebut pada 2008.
Kata Adam yang ditemui di usai serangan mengatakan, ketika dia menampilkan pernyataan Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam pada 2011. Kata Abdullah di depan jamaahnya mengaku masih berfaham Islam Jamaah, masih berimam dan berbai’at dengan imam Nurhasan, kemudian dilanjutkan dengan Abdudhdhohiir bin Nurhasan, dan sekarang Sulthon Aulia bin Nurhasan.*