Hidayatullah.com–Terkait pecahnya konflik sektarian di Sampang, Madura, Komunitas Punk Muslim yang fokus kepada dakwah anak jalanan, mengkhawatirkan perkembangan psikologi anak-anak di tempat konflik tersebut.
Menurut Lutfhi, salah satu mobilisator utama dari Punk Muslim, umat Islam harus bisa mengantisipasi efek trauma terhadap anak-anak. Anak-anak Sampang yang melihat peristiwa kekerasan tersebut akan sangat berdampak pada memori psikologis mereka.
“Banyak gue temuin anak-anak lari ke jalan karena broken home. Nggak sedikit mereka kecewa pada agama dan jadi atheis karena agama di mata mereka identik dengan kekerasan,” jelasnya kepada Hidayatullah.com, Selasa (28/08/2012).
Walau Punk Muslim memiliki persepsi sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengenai kesesatan Syiah, namun Punk Muslim tidak mau terjebak dalam keberpihakan konflik tersebut. Saat ini Punk Muslim memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Sampang yang juga menjadi tanggung jawab umat Islam.
“Kami sepakat mengenai kesesatan Syiah, tapi di luar itu jika kita biarkan anak-anak Sampang tumbuh di daerah konflik, maka konflik ini akan melahirkan dendam turun temurun. Akhirnya mereka akan jadi anak yang penuh dengan dendam,” jelas Luthfi.
Senada dengan Luthfi, Ahmad Zaki, salah satu anggota dewan penasehat Punk Muslim, menyebutkan, setiap anak yang melihat kerabat mereka terbunuh, akan sangat mungkin ingin membalaskan dendam atas kejadian tersebut. Bukan tidak mereka pun menjadi corong bagi yayasan-yayasan yang memiliki misi pemurtadan, termasuk juga misi pencitraan negatif terhadap Islam Ahlussunnah.
“Momen Sampang ini bukan tidak mungkin akan dimainkan untuk menggambarkan wajah Islam yang identik dengan kekerasan, pembantaian, dan suka membunuh,” kata Zaki.
Laki-laki yang bekerja di satu lembaga zakat ternama ini juga mengingatkan perlunya umat mengevaluasi, jangan-jangan karena kasus Sampang ini seorang anak bukannya jadi sunni atau syiah, justru jadi Atheis. Parahnya lagi kalau mereka menjadi orang anti-agama yang militan memerangi doktrin agama.
“Kalau mereka jadi anti-Tuhan dan agama bagaimana? Kalau kita tidak konsen kepada masalah psikologis anak-anak ini, bukan tidak mungkin trauma mereka akan menjadikan mereka seorang yang anti-agama dan anti-tuhan,” ucap Zaki.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saat ini Punk Muslim mulai melakukan koordinasi dengan Gerakan Peduli Remaja, termasuk yayasan-yayasan Islam. Hal ini bertujuan untuk memfollow up kondisi anak-anak di Sampang.
Punk Muslim rencananya akan mengunjungi Sampang dan memberi bantuan moril dan spiritual kepada anak-anak di sekitar daerah konflik di Sampang.
Selain masalah psikologis dan traumatik, Punk Muslim juga mengkhawatirkan agen-agen pemurtadan bermain memanfaatkan momentum konflik ini. Terlebih Punk Muslim memiliki data bahwa kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) mulai menggerakkan aksi sosial untuk merangkul pembinaan anak-anak Sampang atas tragedi konflik sektarian ini.*