Hidayatullah.com—Muhammad Rafiq, seorang warga etnis Rohingya di Myanmar berkisah tentang penindasan pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Pengakuannya ia sampaikan di sela-sela acara dialog interaktif “Rohingya Terlunta, Wajah Kaum Minoritas yang Tertindas” yang diselenggarakan International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Sabtu (04/08/2012) siang di Jakarta.
“Masjid di sana ditutup. Sudah dua bulan kami tidak shalat di Masjid. Rumah-rumah Muslim dibakar,” kata Rafiq.
Selain itu, jelas Rafiq, tidak sedikit warga etnis Rohingya yang dibunuh, kaki dan tangannya dipotong.
Rafiq menuturkan, penindasan yang dialami etnis Rohingya tidak hanya dilakukan militer Myanmar, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat sipil Buddha.
“Kami diperlakukan tidak adil oleh militer dan rakyat Buddhis,” jelas Rafiq.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bila etnis Rohingya, kata Rafiq, sukarela untuk murtad dari Islam, mungkin etnis Rohingya tidak akan mengalami penindasan.
“Dia (etnis Rohingya) murtad, dia diterima (masyarakat Myanmar),” tandasnya.*