Hidayatullah.com–-Muhammad Hariadi Nasution direktur LBH Muslim Indonesia mengatakan pihak promotor harus bertanggung jawab atas setiap kerusuhan yang terjadi atas penyelenggaraan konser Lady Gaga ini. Menurut laki – laki yang juga dikenal sebagai musisi bernama Ombat ini, Lady Gaga bukan hanya masalah pornografi semata tapi juga penistaan agama yang diakui di Indonesia, dan masalah ini sudah diatur didalam undang – undang.
“Sebetulnya sudah ada di lex spesialis dan lex generalisnya, kalau misalnya mendatangkan artis terus artisnya tidak kompeten terus merusak, siapapun kalaupun dia bukan artis kalau dia merusak dia bisa dipidana,” jelas orang nomor 1 di komunitas Salam Satu Jari ini.
Karenanya Ombat berharap kepolisian bisa tegas dalam hal – hal yang menyangkut masalah umat.
“Lebih banyak mudarat mana, Lady Gaga itu tampil atau ngak tampil? Kalau ngak tampil kan ngak ada masalah. Tinggal kembalikan tiketnya dan sebagainya ngak ada masalah gitukan, tapi kalau misalnya diteruskan malah terjadi Chaos, maka tanggung jawabnya akan lebih besar,” jelasnya kepada hidayatullah.com
Lagi menurutnya Polisi harus bijaksana dan dewasa dalam mengambil keputusan. Mengingat kondisi emosi umat yang semakin panas bahkan terdapat wacana untuk melakukan aksi pemboikotan di hari H yang kemungkinan akan menciptakan suasana Chaoz. Baginya Peran polisi seharusnya memainkan fungsinya untuk menjaga kemaslahatan umat bukan justru membela kemaslahatan hedonisme.
“Ketika nanti polisi sudah tidak mampu lagi mengamankan sebuah acara dan itu menjurus kepada hal pidana, penistaan agama dan sebagainya. Berartikan itu menimbulkan rasa ketidakpercayaan terhadap umat islam yang mayoritas di Indonesia ini,” jelasnya
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ombat yang dinobatkan menjadi salah satu pemberi orasi dalam aksi Tolak Lady Gaga Jum’at (25/05/2012) mengatakan biar bagaimanapun kehadiran Lady Gaga harus ditolak dan konsernya harus dibatalkan, karena kehadiran Lady Gaga ini bukan sekedar sebuah music semata tapi membawa sebuah misi penyebaran ideology yang bertentangan dengan nilai nilai religius Indonesia bahkan cenderung syairnya penuh dengan penistaan agama.*