Hidayatullah.com–Jumat, (11/11/2011) kemarin, Hidayatullah Media Grup kedatangan tamu istimewa. Sekitar 50 siswa SMA Karangasem Paciran Lamongan, Jawa Timur melakukan kunjungan untuk menimba ilmu jurnalistik. Ke 50 siswa itu rencananya akan menghidupkan pers di Pesantren.
Kunjungan itu diterima oleh Bahrul Ulum dan Akbar Muzakki, redaktur Majalah Suara Hidayatullah. Bahrul Ulum, dalam sambutanya mengatakan, media Islam yang kini beroplah lebih dari 50 ribu eksemplar itu awalnya dibidani oleh anak-anak muda. Karena itu, ia menghimbau agar para siswa memiliki semangat tulis-menulis yang kuat.
“Belajar menulis harus dimulai dari sekarang, sejak muda. Menulis itu tidak terlalu butuh banyak teori, tapi praktek. Menulis itu ya menulis,” katanya.
Seperti belajar naik sepeda. Tidak akan bisa naik sepeda selama tidak pernah belajar bersepeda. “Agar bisa bersepeda ya naik sepeda. Kalau jatuh bangkit lagi hingga bisa lancar,” terangnya.
Ia menambahkan, menulis adalah media dakwah yang efektif. Sejarah membuktikan, banyak kejadian fenomenal diawali dari tulisan. Ia mencontohkan. Imam Al Ghazali, dengan tulisannya bisa menginspirasi umat Islam sehingga lahirlah Shalahuddin al-Ayubi.
Akbar Muzakki, redaktur bidang foto menjaskan banyak media yang digawangi oleh santri. Santri mempunyai potensi strategis. Selain kaya akan referensi dan santri juga memiliki kelebihan dalam hal agama.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Pesantren Gontor dan Sidogiri santrinya bisa menghasilkan media yang bagus,” katanya.
“Isu-isu atau kasus di luar, seperti bank susu bisa menjadi telaah dan ditulis. Penulis itu haru punya insting yang kuat,” tambahnya. Selain itu, kata Akbar, soal foto harus hati-hati. Sebab, bila hasil jepretan jelek, bisa-bisa disuruh ulang oleh redaktur.*