Hidayatullah.com–Kuota jamaah calon haji Indonesia meski sudah merupakan “harga mati”, tapi ternyata jamaah calon haji nonkuota asal Indonesia mampu menembus keputusan itu. Setiap tahun jamaah nonkuota jumlahnya ribuan dan tidak jarang mereka telantar dan terpaksa “menebeng” kepada jamaah calon haji atau jamaah haji reguler Indonesia.
“Tahun lalu sebanyak 3.000 jamaah,” kata Kepala Daerah Kerja Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, ketika ditanya wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji atau MCH 2011, di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu (19/10/2011) sore, dimuat laman Kemenag.
“Saya sebenarnya kasihan kepada mereka, banyak yang telantar. Terutama nanti pada saat wukuf di Arafah,” ucap Kadaker Jeddah.
Rabu pagi, sebanyak 69 orang jamaah calon haji nonkuota asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Menurut beberapa petugas PPIH Arab Saudi 1432 H/2011 M, jamaah yang juga mengenakan atasan batik seperti halnya jamaah reguler asal Indonesia itu, tiba di bandara di Jeddah itu sekitar pukul 09.00 waktu Arab Saudi.
Karena tidak termasuk jamaah reguler, mereka oleh otoritas bandara ditempatkan di plaza yang kebetulan kosong. Padahal plaza tersebut diperuntukkan bagi jamaah calon haji dari Malaysia. Plaza tersebut bersebelahan dengan plaza yang dipergunakan oleh jamaah reguler asal Indonesia.
Menjawab wartawan, beberapa jamaah haji nonkloter itu mengaku mereka merupakan jamaah haji plus dari Banjarmasin. Mereka berangkat dari Banjarmasin, hari Selasa (18/10) pagi menuju Jakarta. Dari Jakarta, dengan menggunakan maskapai penerbangan Cathay Pacific menuju Hongkong. Dari Hongkong ke Dubai terus ke Arab Saudi dan mendarat di Jeddah.
Jamaah yang tergabung dalam satu grup itu mengaku telah membayar antara Rp50 juta hingga Rp60 juta/orang kepada pihak yang memberangkatkan mereka. Jamaah yang berasal dari empat perusahaan pemberangkatan jamaah calon haji itu mengaku setelah melunasi pembayaran langsung dijanjikan berangkat.
Di plaza tempat istirahat, jamaah itu terlihat capek, lesu, dan khawatir. Di antara mereka ada yang tiduran di lantai. “Sedang mengurus ke dalam,” kata jamaah ketika ditanya siapa yang bertanggungjawab terhadap jamaah nonkuota itu.
Di antara mereka mengatakan, diminta lagi oleh pemimpin rombongannya untuk membayar masing-masing Rp2,5 juta. Ketika ditanya untuk apa uang tambahan itu, mereka menggeleng.
Sekitar lima jam mereka berada di plaza Bandara Internasional King Abdul Aziz tanpa memperoleh makan dan minum. “Tadi makan di dalam pesawat,” ucap jamaah yang tidak mau disebutkan namanya.
Ketika petugas PPIH mengatakan bahwa mereka merupakan jamaah calon haji nonkuota, mereka juga tidak mengerti. Mereka tahunya hanya jamaah haji plus atau jamaah visa haji.
Salah satu pimpinan rombongan dari perusahaan yang memberangkatkan jamaah haji, Rusbani Arifin Ibar mengakui ada “persoalan” dengan pihak Arab Saudi mengenai transportasi jamaah calon hajinya. “Tapi, sekarang sudah beres. Sebentar lagi kami berangkat ke Madinah,” katanya.
Namun ia membantah meminta uang tambahan dari jamaahnya. Rusbandi juga mengakui jamaah yang dibawanya merupakan jamaah nonkuota dari Banjarmasin. Ia menyatakan bahwa jamaah yang dibawanya juga sudah tahu bahwa mereka merupakan jamaah calon haji nonkuota.
Ditanya di Madinah dan di Makkah nanti akan menempati hotel atau pemondokan apa, Rusbandi menyebut nama-nama hotel di kedua kota tersebut.
“Sebetulnya saya kasihan kepada jamaahnya. Saya khawatir nanti di Madinah dan Makkah, jamaah diminta membayar hotel lagi,” kata Kadaker Jeddah.
Dari pengalaman tahun-tahun lalu, jamaah nonkuota itu akhirnya “menebeng” kepada jamaah reguler Indonesia, terutama saat berada di Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pihak Daker Jeddah yang diwakili H Cecep Nursyamsi, siang itu akhirnya juga turun ke lapangan menemui para jamaah itu dan melakukan pendataan seperlunya.
Kasi Pengamanan Dakker Jeddah Letkol Sus Jaetul Muchlis Basyir juga menemui pimpinan dari jamaah calon haji nonkuota itu. Kepada pimpinan jamaah calon haji nonkuota asal Banjarmasin itu, Pamen TNI Angkatan Udara menanyakan permasalahan yang dihadapi mereka.
Di antara jamaah itu ada yang sudah sangat tua dan duduk di kursi roda. Beberapa di antara mereka juga melihat jamaah reguler asal embarkasi Balikapan, Kalimantan Timur yang siang itu baru mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.
Jamaah calon haji asal embarkasi Balikpapan itu mendarat lebih belakangan dibandingkan dengan jamaah nonkuota itu. Para jamaah reguler langsung memeroleh pelayanan oleh petugas PPIH Arab Saudi 1432 H/2011 M, sehingga dalam waktu hanya beberapa jam langsung bisa diberangkatkan menuju Makkah dengan menggunakan bus-bus.
Bahkan ketika jamaah reguler asal embarkasi Medan, Sumatera Utara juga tiba di plaza khusus untuk jamaah calon haji Indonesia yang dilengkapi karpet-karpet baru, jamaah calon haji nonkuota asal Banjarmasin itu juga belum menuju ke bus yang akan mengangkut mereka.*