Hidayatullah.com— Bulan Ramadhan saat ini merupakan proses pembakaran diri bagi umat Islam agar menjadi manusia-manusia yang bernilai tinggi. Nilai manusia bisa lebih rendah dari tanah yang diinjak-injak, namun bisa jauh lebih berharga dibanding emas-permata, tergantung sejauh manusia tersebut memproses dirinya. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Hamim Tohari saat mengisi khutbah Jum’at di Masjid Baitul Karim, Polonia, Jakarta Timur (5/8).
“Yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang sudah kita bakar (proses) di bulan Ramadhan ini?!,” ujar Hamim melanjutkan khutbahnya.
Terkait “pembakaran” ini, khatib juga berpesan kepada para jama’ah agar mampu menahan panca indera dari berbagai nafsu, termasuk tontonan. Terutama waktu sahur, Hamim menganjurkan agar tidak merusak ibadah puasa dengan menonton acara televisi berisi komedi-komedi.
“Matikan televisi saat sahur!” pesannya tegas berulang-ulang kepada jama’ah.
Komedi-komedi tersebut dinilai Hamim tidak berguna. Menurutnya, lebih baik waktu sahur diisi dengan berzdikir serta berdo’a. Sambil makan, sambil dihayati nikmat makanan sahur yang diberikan Allah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebelumnya, khatib menjelaskan bahwa ada dua jalan agar sukses memproses diri di bulan Ramadhan, yaitu shiyam dan qiyam. Shiyam yaitu menjaga mata, telinga, hidung, mulut, perut dan yang di bawah perut dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Sedangkan qiyam, terang Hamim, adalah mendirikan sholat, memanjatkan doa dan dzikir kepada Allah SWT.*