Hidayatullah.com–Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menginginkan agar Detasemen Khusus 99 yang dideklarasi pada pertengahn Juli untuk mengkounter ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia mendapat lebih banyak anggota.
Pernyataan ini disampaikan Nurson Wahid, Ketua GP Ansor.
“Kami menargetkan untuk mendirikan cabang Densus 99 di 17 wilayah. Selama ini kami hanya memiliki 204 anggota dan Cirebon adalah cabang terbesar. Namun ke depan kami berharap memiliki 99 personel di setiap wilayah, yang mana sesuai dengan 99 nama Allah.”
Sementara itu Adrianus Meliala, pengamat terorisme di Indonesia, mengingatkan tugas Densus 99 bukan menjinakkan bom.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, densus 99 tidak berkompeten untuk menyaingi Densus 88 Anti-Teror yang dibentuk oleh Polri. Tapi keberadaanya merupakan sinyal kepada pemerintah yang tidak bertindak tegas, serta mendorong polisi agar lebih berani mengatasi terorisme.
Menurutnya, agak sulit bagi Densus 99 melakukan deradikalisasi. Problemnya, dulu sasaran perekrutan kelompok radikal di level akar rumput, namun sekarang di semua level termasuk ulama dan kaum intelektual.
“Kita khawatirkan akan menimbulkan konflik antara kelompok radikal dan moderat. Maka kita minta pemerintah harus tanggapi serius akan hal ini jangan sampe terjadi konflik horizontal,” tegasnya seperti dikutip UCA News Indonesia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu menurut Nurson, Densus 99 yang telah berkembang dan memiliki cabang-cabang di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah akan menerima pelatihan dari polisi dan mengembangkan keterampilan beladiri dan ketrampilan lainnya.*