Hidayatullah.com–Umat Islam di Jawa Timur sebentar lagi boleh bernafas lega. Pasalnya, penutupan lokalisasi di Surabaya telah menemui titik terang. Beberapa pihak yang terkait telah sepakat akan hal itu dan tinggal menunggu konsep penutupan yang sedang dibahas.
Hal itu dikatakan Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Abdurrahman Navis kepada hidayatullah.com di kantor MUI Surabaya Selasa (8/2).
“Beberapa waktu lalu, MUI, pemerintah dan beberapa pihak lain telah musyawarah dan disepakati untuk menutup Dolly,” katanya. MUI sendiri dalam forum itu diwakili oleh Abdurrahman Navis.
Musyawarah itu, kata Navis, sebenarnya atas inisiatif Pemerintah Provinsi. Hal itu menurutnya menunjukkan jika pemprov sendiri tampak sangat serius ingin agar tempat esek-esek itu segera ditutup.
“Gubernur minta, mudah-mudahan, sebelum masa jabatanya selesai, Dolly dan lokalisasi lainnya sudah bisa ditutup,” jelas Navis menirukan.
Tidak hanya itu, tambahnya, di tingkat DPRD sendiri sudah ada pendapat akhir yang menyetujui penutupan lokalisasi. Apalagi, perda pelarangan lokalisasi sebenarnya sejak lama sudah ada. Karena itu, tinggal pembahasan cara penutupannya.
Adapun pihak yang membahas konsep itu, kata Navis, adalah MUI, Pemprov Jatim, IAIN Sunan Ampel, Dinas Sosial, dan Aktivis Perempuan. Kendati demikian, ujarnya, pembahasan konsep bukan soal gampang.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusi, salah satunya lapangan kerja. Karena itu, Navis belum bisa memastikan kapan bisa selesai. “Kita belum bisa pastikan deadline-nya kapan,” ujarnya.