Hidayatullah.com–Setelah belasan jam terapung-apung di lautan lepas akibat mesin kapal rusak, akhirnya Tim MER-C tiba dengan selamat di Sikakap, Senin (22/11). Kabar mengenai selamatnya keempat relawan MER-C diterima melalui SMS dari salah satu anggota Tim MER-C, Robby Hilton.
Tim MER-C yang terdiri dari 4 relawan, yaitu Mustafa, Fathy Nasrullah, Robby Hilton, dan seorang perawat bernama Kamal Putra, berangkat dari Sikakap sejak Minggu (21/11) pagi untuk menyalurkan bantuan logistik bagi para korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai.
Dengan menyewa kapal kayu milik warga di Sikakap, Tim MER-C dan beberapa ABK berangkat dari Sikakap menuju Dusun Purourogat dan Eruk Paraboat.
Kapal yang digunakan Tim MER-C mengalami kerusakan pada saat perjalanan pulang ke Sikakap. Mesin kapal tiba-tiba mati. ABK dan Tim MER-C sudah berusaha memperbaiki sejak siang hingga jam 21.00 malam, namun mesin tetap tak membaik. Kapal pun lepas jangkar di lautan lepas karena tidak bisa menepi akibat perairan yang berkarang tajam dan dangkal yang dikhawatirkan malah akan merusak badan kapal.
Sepanjang malam, 4 relawan MER-C terpaksa beristirahat di atas kapal, di lautan lepas Samudera Hindia, dalam kondisi tidak ada sinyal, tidak ada makanan dan minuman. Ketakutan dan kekhawatiran sempat menyelimuti semua awak kapal, termasuk Tim MER-C. Mereka berharap ada kapal lewat yang bisa membantu mereka.
Sekitar Senin (22/11) jam 07.00 pagi kemarin, Tim baru mendapat sinyal dan berhasil mengirimkan SMS SOS ke MER-C Pusat dan ke Sikakap agar ada kapal yang bisa membantu dan mengevakuasi Tim.
“SOS! Kami dari MER-C terdampar dari kemarin siang jam 2 sampai dengan sekarang di laut lepas Samudera Hindia, dekat Malakopak, Kepulauan Mentawai. Kapal kecil, tidak ada makanan dan minuman, mesin rusak, peralatan untuk servis tidak ada, tali jangkar dikhawatirkan putus, sinyal baru ada sekarang,” demikian isi pesan singkat dari PJ Tim MER-C di Mentawai, Mustafa, yang diterima Kantor Pusat MER-C di Jakarta.
Pelajaran Berharga
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan rekan-rekannya. Dia mengatakan, dari perisrtiwa tersebut pihaknya banyak mendapatkan pelajaran.
“Ini pengalaman berharga. Lain kali kali kita harus lebih berhati-hati. Jangan sampai datang untuk memberikan pertolongan tapi justru kita yang malah mengalami musibah,” kata Sarbini dalam perbincangan dengan Hidayatullah.com, Selasa (23/11) sore tadi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sarbini menceritakan, kapal yang digunakan untuk menyeberang ke Sikakap memang kapal nelayan ukuran kecil. Dipilihnya kapal tersbeut karena terbatasnya alat transportasi yang tersedia.
Kapal nelayan ini pun penuh, menyebabkan kapal hanya bisa mengangkut satu orang saja. Sesuai keputusan Tim, maka Robby Hilton yang dipilih untuk ikut lebih dulu dengan kapal nelayan ke Sikakap guna mencari pertolongan.
“Ini pelajaran buat kami agar lebih selektif dan penuh pertimbangan lagi dalam melakukan tugas berisiko seperti ini,” terang Sarbini, seraya mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Indonesia atas kiprah MER-C selama ini. [ain/hidayatullah.com]