Hidayatullah.com–Bencana letusan Gunung Merapi menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali World Vision Indonesia (WVI). Dalam musibah Merapi, WVI menfokuskan diri pada kondisi korban, terutama anak-anak.
“Anak-anak mulai menderita batuk disertai pilek, demam dan diare. Kondisi mereka memprihatinkan di tengah situasi yang belum stabil saat ini karena Merapi masih memuntahkan debu vulkanik dan awan panas,” kata Fadli Usman, Team Leader Merapi Emergency Respons World Vision Indonesia.
Menurut Fadli, dalam kondisi darurat seperti ini, anak-anak harus diberikan perhatian lebih, dimana hak-hak hidup mereka harus dipenuhi. Oleh sebab itu, katanya, dalam penanganan paskabencana dengan kondisi tempat pengungsian sangat terbatas.
WVI memprioritaskan bantuan kepada anak-anak, dengan alasan, agar mereka bisa bertahan hidup.
Dia menuturkan cuaca mendung dan hujan di tempat pengungsian yang jauh dari bersih, membuat anak-anak dan orang tuanya mudah terkena penyakit. Melihat kondisi menyedihkan itu, pihaknya mulai mendistribusikan 1.000 paket keluarga, terdiri dari 2 tikar plastik, 2 sarung, 2 selimut dewasa, 2 sikat dan pasta gigi, 2 sabun, 2 pak tisu dan 2 pembalut wanita.
Selain itu 1.000 paket anak terdiri dari 2 selimut anak, 2 sikat dan pasta gigi, 2 sabun mandi serta 2 minyak telon.
“Kami berharap paket bantuan ini dapat menolong anak-anak dan orangtua, agar bisa hidup lebih nyaman dan bersih di tempat pengungsian,” kata Fadli.
Untuk memberi kenyamanan saat tidur malam, lanjutnya, selain paket keluarga dan paket anak, pihaknya juga telah menyiapkan 1.000 matras untuk dibagikan.
Hari Kamis 27 November lalu, WVI telah mendistribusikan 15.000 masker wajah di pusat-pusat pengungsian di wilayah Sleman. WVI juga berkomitmen awal menyalurkan bantuan sebesar US$ 100,000 dalam bentuk paket bantuan bukan makanan bagi keluarga dan anak-anak. Pengalaman menangani bencana di Indonesia sejak tsunami di Aceh tahun 2004 yang lalu, mendorong WVI mempra-posisikan persediaan darurat seperti peralatan keluarga (pasta gigi, sikat gigi, pakaian, dan selimut), peralatan bayi (sabun, popok), terpal dan wadah air di titik-titik lokasi strategis di seluruh Indonesia, untuk didistribusikan saat terjadi bencana seperti ini.
Anak-anak Miskin
World Vision Indonesia (WVI) adalah salah satu lembaga kemanusiaan Kristen internasional. NGO ini didirikan pada tahun 1950 oleh Robert Pierce untuk menolong anak-anak kurban perang di Korea. Dalam situs nya, WVI mengaku melayani semua orang tanpa membedakan agama, ras, suku atau jender. World Vision (didirikan tahun 1950), termasuk salah satu LSM terbesar yang saat ini bekerja di 138 kantor di 97 negara dan mendukung lebih dari 100 juta orang, termasuk 3,4 juta anak sponsor. Didukung lebih dari 40.000, 1.000 diantaranya di Indonesia.
WVI telah aktif di Indonesia sejak tahun 1960-an dengan bantuan untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan anak-anak miskin. Saat ini ada sekitar 200 program pengembangan masyarakat yang tersebar di 20 propinsi khususnya di wilayah-wilayah tertinggal di kawasan timur Indonesia. [bi/wvi/cha/hidayatullah.com]
Foto: WVI dalam acara World Vision’s Children’s Day di Aceh [shannonfarley.com]
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/