Hidayatullah.com–Hari ini seluruh rakyat Indonesia dengan berbagai caranya akan serentak memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sayangnya peringatan HUT RI dari tahun ke tahun belum mampu menghentakkan semangat pemimpin dan anak bangsa untuk lebih siap berkorban.
Selain itu berbagai pihak kini begitu kencang mengkritik pemerintahan SBY yang dinilai tidak pro-rakyat dan cenderung narsis. Demikian peryanyaan pengamat sejarah, Tiar Anwar Bachtiar. Terlepas apakah SBY berhasil atau tidak, penulis buku “Hamas: Kenapa Dibenci Amerika” ini berharap agar umat Islam, khususnya generasi muda, tidak terjebak dengan isu terkini yang dinilainya tidak lebih dari ide-ide sporadis yang emosional.
“Sekarang saya pikir, umat Islam yang secara historis memberikankontribusi terbesar bagi kemerdekaan republik ini jangan ikut-ikutan budaya kritik yang cenderung bernada mencela dan mencaci-maki. Apalagi generasi muda, jelas jangan sampai terbawa-bawa, sebab semua itu kontra produktif dan tentu tidak solutif,” jelasnya kepada hidayatullah.com pagi ini (17/8).
Kesalahan pemerintah yang ada selama ini menurutnya bukanlah sebuah kesalahan tiba-tiba. Tapi kesalahan yang muncul sejak awal, khususnya pada rezim Orde Baru yang sangat koruptif.
“Kalau sekarang kebijakan pemerintah ini salah dan dinilai tidak pro rakyat, dari tinjauan historis ya wajar. Mengingat rezim sekarang yang dikatakan orang era reformasi tidak lebih baik dari masa Orde Baru.
Korupsi jalan terus, kemiskinan juga tidak berkurang-kurang. Jadi ini kesalahan lama yang belum terselesaikan hingga saat ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Tiar mengajak umat Islam, khususnya generasi muda untuk lebih fokus melihat masa depan bangsa dengan bersama-sama serius mengembangkan potensi yang ada untuk berkarya dan berkorban sebesar-besarnya untuk negara dengan landasan iman.
“Lebih baik kita fokus pada masa depan saja, khususnya anak-anak muda.Teruslah berpikir positif bahwa masa depan bangsa ini akan lebih baik.Kemudian jangan banyak bicara tanpa aksi nyata.”
“Kembangkan potensi yang ada sejak sekarang dan tampillah pada masa-masa yang akan datang sebagai pemimpin yang lebih baik dari sekarang. Karena 10 – 20 tahun ke depan bangsa ini milik anak muda,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Tiar juga menghimbau agar dalam upaya-upaya pembangunan sumber daya insani ke depan pemerintah mau dan siap menjadikan Islam sebagai landasannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Harus diingat juga bahwa investasi SDA ke depan jangan lagi menggunakan ideologi sekular seperti yang sekarang terjadi. Tapi harus berlandaskan iman, akhlak mulia dan mengedepankan Islam sebagai cara pandang”.
“Kalau tidak ya kita akan berkutat pada masalah seperti sekarang. Banyak orang cerdas tapi koruptif. Teknologi kian canggih tapi rakyatnya tetap miskin dan bodoh. Fakta ini menunjukkan bahwa sekularisme tidak akan melahirkan generasi yang rela berkorban dan mau berkarya untuk negara. Sebaliknya mengeruk kekayaan negara untuk kepentinganya,” katanya. [imam/hidayatullah.com]