Hidayatullah.com — Ketua Tim Litbang Bank Syariah, Dhani Gunawan Idat, mengaku prihatin dengan fenomena bank syariah di Indonesia. Eksistensi perbankan syariah di Indonesia telah menjadi agenda nasional dan sudah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun sampai sejauh ini pangsa pasar bank syariah masih kecil, yakni 2,5 persen.
Padahal kata dia, perbankan syariah memiliki potensi besar menjadi pusat pasar syariah di Indonesia.
“Kendalanya adalah pemahaman masyarakat tentang bank syariah dan kesadaran,” kata Dhani Gunawan Idat ketika memaaprkan makalahnya, Blue Print of Shari’ah Bank in Indonesia pada acara seminar Shari’ah Human Resource Development, di Gedung PPM Manajemen, Jl. Menteng Raya No.9 Jakarta Pusat, Selasa (8/6).
Tidak maksimalnya potensi perbankan syariah di Indoesia, jelas Dhani, karena dipengaruhi kondisi baik secara internal maupun eksternal. Diantara kondisi yang tidak menguntungkan itu adalah inovasi produk perbankan syariah yang masih terbatas, adanya mis persepsi tentang perbankan syariah.
Selain itu, kata Dhani, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki perbankan syariah realtif belum memenuhi standar. Padahal, lanjut dia, ada 72 perguruan tinggi di Indonesia yang membuka Fakultas Ekonomi Syariah.
“Tapi output-nya tidak kompetitif, tidak memiliki kapasitas yang seharusnya dimiliki,” kata Dhani.
Hal itu terjadi, menurut Dhani, karena mahasiswa selama proses belajarnya lebih banyak menyibuki soal fiqhiyah ketimbang mendalami hal-hal praktis dalam terapan ekonomi syariah.
Selain masalah-masalah tersebut, papar Dhani, yang juga cukup mengakar dikalangan masyarakat adanya anggapan bahwa perbankan syariah adalah second class (alternatif) semata, bukan pilihan utama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, jelas dia, maka perlu koridor yang jelas untuk menuntun arah perbankan syariah di masa mendatang. Diantara kebijakan yang dia kemukakan, bahwa perbankan syariah harus mendukung pengembangan SDM yang memiliki daya saing yang berkesinambungan.
Dhani juga menyebutkan pentingnya penerapan Human Capital Investment, yakni menempatkan para pekerja investor (worker as investor). Sebab hal ini akan membuat performa pekerja dalam bekerja akan semakin tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan performa perbankan syariah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Arah kebijakan perbankan syariah yang lain adalah Expansive and Prudent, yakni terus mendukung upaya pertumbuhan perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsip syariah. Adanya inovasi, edukasi, dan layanan kepada seluruh lapisan, berkualitas internasional serta berorientasi domestik.
“Juga kebijakan benefit investors, keuntungan yang bisa didapatkan para investor,” tandasnya. [ain/hidayatullah.com]
Kredit foto: Mappasengka/PPM Manajemen