Hidayatullah.com–Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr Din Syamsuddin mengaku mencium ada intervensi dari pemerintah dan partai politik untuk mempengaruhi kepemimpinan organisasi dan menghambat pencalonan kader menjelang Muktamar Ke-46 Muhammadiyah, Juli mendatang. “Karenanya, saya ingatkan kepada semua pihak untuk tidak mengganggu jalannya muktamar, “ungkap Din Syamsudin, di Kampus Muhammadiyah, Bekasi Timur.
Din juga mengimbau kepada seluruh pimpinan , kader, serta peserta Muktamar ke-46 Muhammadiyah untuk tidak membuka sekecil apa pun peluang terhadap kemungkinan munculnya intervensi dari berbagai kalangan. DalaM sambutanNya, Din berkeyakinan seluruh pimpinan dan kader peserta Muktamar memiliki komitmen moral yang kuat sehingga organisasi Muhamadiyah
tidak akan dirusak begitu saja oleh orang lain.
Intervensi itu sendiri, ungkap Din Syamsudin, dapat muncul dari luar dan kalangan dalam Muhammadiyah. Termasuk diantaranya pemerintah dan Partai Politik.
Pengaruh intervensi, tegas Din Syamsudin, akan berdampak pada Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu menjadi tidak independen.
Kendati belum melihat secara langsung intervesi dalam persiapan Muktamar, namun Din mengaku indikasi terjadinya intervensi pada Muktamar mendatang, sudah mulai kental dirasakan.
“Sudah banyak pihak yang menyampaikan ke saya agar waspada atas kemungkinan intervensi, khususnya dalam penjegalan pencalonan saya sebagai ketua,” katanya. Indikasi intervensi yang datang dari kalangan pemerintah, diungkapkan Din, karena pemerintah berkepentingan untuk mengendalikan kekuatan masyarakat.
Sementara, tukas Din. Intervensi oleh Parpol, kekepentingannya adalah karena Parpol ingin menjadikan organisasi Muhammadiyah sebagai mesin politik untuk mengumpulkan suara.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bentuk intervensi, aku Din, bias dilakukan misalnya dalam bentuk menyebarkan fitnah tentang calon tertentu, melakukan penyuapan atau politik uang, dan memperlancar pencalonan salah satu ketua.
Namun, sasaran yang paling utama, katanya, salah satu tujuan intervensi bisa jadi agar sikap Muhammadiyah tidak lagi kritis terhadap persoalan di tengah masyarakat. [pko/hidayatullah.com]