Senin, 21 November 2004
Hidayatullah.com–Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Abdullah Makhmud Hendropriyono dalam wawancaranya khususnya dengan LKBN ANTARA mengimbau agar pemerintah turun tangan dalam menentukan kurikulum pesantren, termasuk pelarangan pengajaran tentang teori dan pemikiran Sayyid Qutb. Mantan Pangdam Jaya itu juga meminta pihak pemerinta menghentikan kegiatan organisasi-organisasi Islam yang disebutnya ‘radikal’.
Menurut Hendro, semua organisasi, yang menurutnya radikal, tak hanya Jamaah Islamiyah (JI) juga perlu dilarang. “Saya minta supaya organisasi-organisasi yang radikal dihentikan, bukan hanya Jamaah Islamiyah (JI) tetapi semuanya. Semua organisasi yang serupa JI itu dan semua orang yang terlibat di JI dan dia masuk keorganisasi lain juga dilarang.
Lebih jauh, Hendro meminta pemerintah juga menertibkan kurikulum di semua pondok-pesantren.
"Jadi pemerintah harus turun tangan dalam masalah penentuan kurikulum, tidak bisa tiap-tiap pesantren bikin kurikulum sendiri-sendiri. Tidak boleh. Nanti mau dibawa kemana hari depan bangsa kita ini kalau tidak ada yang bertanggung jawab," kata Hendro, sebagaimana dikutip di situs Antara.co.id, Minggu, 20 November 2005.
“Di Arab saudi dan negara lain, kurikulum di sekolah agama atau madrasah, termasuk di Pakistan di ganti. Terus terang saja, itu semua pelajaran termasuk teori dan pemikiran Said Qutub tidak diijinkan lagi.
Jadi pemerintah harus turun tangan dalam masalah penentuan kurikulum, tidak bisa tiap-tiap pesantren terus bikin kurikulum sendiri-sendiri. Tidak boleh, nanti mau dibawa kemana hari depan bangsa kita ini kalau tidak ada yang bertanggung jawab.”
Abdullah Mahmud Hendropriyono lahir di Yogyakarta 7 Mei 1945, selama karir militernya, sebagian besar dihabiskan di bidang intelejen. Dia pernah menjadi Asisten Intelejen Pangdam Jaya pada 1985 dan kemudian pada 1990 menjadi Direktur Badan Intelejen Strategis (BAIS).
Lulusan Akademi Militer pada 1967 ini beberapa saat yang lalu disebut-sebut media Amerika Serikat (AS) telah banyak dibantu agen CIA dalam melaksakan proyek anti-teror di Indonesia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Seorang pejabat CIA menyebut Hendropriyono sebagai "a breath of fresh air (angin segar). "Dia orang yang serius dan sangat dinamis, tetapi kontroversial," kata salah seorang pejabat CIA. Makulum, menurutnya, tidak seperti kepala BIN sebelumnya. Hendropriyono bersedia bekerja sama dengan AS dalam bidang apa pun.
Sebelum pernyataan Hendro ini, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam sebuah wawancara dengan majalah Gatra, juga memita pihak intelijen meneliti buku-buku karya Sayyid Qutb dan Hassan Al-Banna. (ant/ich/cha).
Lebih jauh hubungan CIA dengan Hendropriyono ini bisa diklik di http://www.informationclearinghouse.info/article11059.htm