Hidayatullah.Com– Dalam mengatasi masalah pendidikan di tempat-tempat pengungsian, Hidayatullah telah merekrut relawan guru dan menyelenggarakan Sekolah Darurat di Posko Hidayatullah Peduli di kawasan Lhok Nga, Banda Aceh. Posko ini adalah kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Banda Aceh yang luasnya mencapai satu hektar.
Hingga hari ini, Hidayatullah menampung 2.000 orang pengungsi, yang mana 25 %nya adalah anak-anak.
Kegiatan ‘Sekolah Darurat’ yang diselenggarakan di Posko Hidayatullah sudah berlangsung sejak Senin (10/1/05) lalu. Tempat untuk kegiatan belajarnya adalah bangunan musallah dan tenda-tenda yang luasnya masing-masing sebesar 8 X 7 meter persegi. “Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di sekolah darurat tersebut,” kata Asih Subagyo, kordinator Posko Hidayatullah Peduli di Banda Aceh.
Sebagai pangajar dalam kegiatan ‘Sekolah Darurat’ saat ini terdiri dari dua orang relawan guru dari SD Luqman Al-Hakim Surabaya, empat dari Balikpapan, lima relawan guru yang dikirim oleh Pemprov Sulawesi Selatan dan beberapa pengungsi yang berprofesi sebagai guru.
“Jumlah guru yang ada masih sangat kurang karenanya kami melakukan rekrutkmen relawan guru,” kata Asih Subagyo.
Dalam rekrutmen relawan guru, Hidayatullah bekerja sama dengan pihak Diknas. Juga melalui cabang-cabang Pondok Pesantren Hidayatullah yang ada di tiap kabupaten di Jawa Timur. Saat ini sudah ada 32 relawan guru sedang dilatih dan akan segera diberangkatkan ke NAD.
Selain melalui proses seleksi, relawan guru yang akan diberangkatkan menerima pelatihan keterampilan rehabilitasi mental anak yang mengalami trauma psikologis. Dalam hal ini Hidayatullah menggandeng lembaga lain untuk pembekalan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Salah satunya adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan ‘Trauma Centre’ yang dikelola oleh Elly Risman, Istri Deputi Menkokesra.
“Kami juga akan terlibat dalam pelatihan bagi pendidik yang akan di kirim ke NAD,” kata Ahmad Hariyadi dari Australia Indonesia Partnership Basic Education (AIPBE). Pelatihan akan dipusatkan di Surabaya.
Relawan guru yang memenuhi syarat akan dilatih kemudian ditugaskan ke NAD. Paling pendek waktu tugasnya selama sebulan. Selanjutnya akan digilir dengan relawan yang baru. (Har)