Hidayatullah.com–Aksi solidaritas mahasiswa yang menentang tindak kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa Univeritas Muslim Indonesia (UMI) Makasar terus meluas ke hampir semua kota besar di Indonesia. Mereka bahkan mendesak Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar untu mengundurkan diri. Di semarang, Jawa Tengah, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) Diponegoro Semarang, Selasa, (4/5), menggelar aksi solidaritas untuk mahasiswa Universitas UMI Makasar di bundaran air mancur Jl. Pahlawan Semarang. Dalam pernyataan sikap HMI Korkom Diponegoro menolak segala tindakan represif aparat kepada mahasiswa untuk selama-lamanya. Mengecam keras tindakan aparat memasuki kampus yang menginjak-injak martabat dunia pendidikan. Mereka juga menuntut Komnas HAM mengusut tuntas tragedi kekerasan terhadap mahasiswa UMI Makasar, pencopotan jabatan terhadap oknum yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap tragedi tersebut. Di Jakarta, sekitar 400 mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Jakarta berkumpul di halaman Markas Besar Polri Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka mendesak Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kasus penganiayaan mahasiswa UMI. ”Dalam kasus UMI, negara harus bertindak tegas dengan memecat tingkat komando tertinggi aparat kepolisian sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap publik,” kata Hari Dewantoro dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Pusat-Utara. Di Solo, tidak hanya mahasiswa yang turun ke jalan, sejumlah massa perwakilan 48 elemen Islam Solo bergerak ke gedung DPRD setempat. Tuntutan pencopotan Kapolri itu diterima langsung oleh DPRD Bambang Mudiarto yang didampingi Wakil Ketua Yusuf Hidayat. Di Bandung pengunjuk rasa dan aksi keprihatinan atas tindak kekerasan aparat kepolisian juga terjadi. Setidaknya tiga elemen mahasiswa menggelar aksi berbeda-beda di Bandung, masing-masing Solidaritas Anti-Militeristik, Komite Kota Bandung Front Mahasiswa Nasional dan BEM se-Bandung Raya. Bahkan massa dari Solidaritas Anti-Militeristik sempat mendatangi dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolwiltabes Bandung, serta melakukan aksi pembakaran ban di Jalan Wastukencana hingga sempat menimbulkan kemacetan. Sedangkan aksi dua elemen mahasiswa lainnya, Front Mahasiswa Nasional dan BEM se-Bandung Raya mendatangi Gedung DPRD Jabar dan mereka sempat melakukan aksi orasi dan yel-yel penentangan tindakan kekerasan itu. Berbagai spanduk menolak aksi kekerasan itu menempel di pagar halaman Gedung DPRD Jabar, salah satu isi leaflet yang diusung mahasiswa adalah menuntut pemerintah untuk memecat Kapolri Jenderal Pol Da`i Bachtiar karena tidak mampu memikul tanggung jawab. Tanggal 1 Mei lalu, sekitar 63 mahasiswa UMI mengalami luka serius dan satu orang diantaranya mereka tertembak setelah aparat kepolisian melakukan aksi brutal menyerang mereka dan masuk ke kampus yang kemudian menjadi aksi berdarah. (ant/gtr/mi/cha)
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/