Hidayatullah.com–Majelis Ulama Indonesia berpendapat terorisme hanya bisa diatasi dengan membangun kembali tatanan dunia baru. Perang melawan pihak-pihak yang dituduh sebagai teroris seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) justru hanya akan menyuburkan terorisme itu sendiri. Demikian dikemukakan Sekretaris Umum MUI Dr Din Syamsuddin dalam Konferensi Muslim Dunia Islam Setelah 11 September 2001 dan Invasi AS ke Irak di Jakarta, Sabtu (6/9). Turut hadir pada konferensi itu antara lain Dr Muhammad Lutfi dari Pusat Kajian Islam dan Timur Tengah Universitas Indonesia, Wakil Ketua Partai Keadilan Sejahtera Al-Mudjanib Yusuf, juru bicara Hizbut Thahir Muhammad Ismail Yusanto, serta editor Majalah Khisalah dari London Dr Imran Waheed. ?Terorisme muncul karena ketidakadilan dan ketimpangan sehingga hanya bisa diatasi dengan membangun kembali tatanan dunia baru, bukan dengan perang melawan terorisme. Perang melawan teror, apalagi dengan kesombongan menyerang negara lain seperti Iraq dan Afghanistan dan entah siapa lagi justru akan menyuburkan terorisme,? kata Din. Ditegaskannya, terorisme dalam ajaran Islam merupakan tindakan atau perbuatan yang merusak dan tidak dibenarkan. Din lalu memaparkan bahwa yang dibutuhkan untuk melawan terorisme adalah menciptakan tatanan dunia yang baru dengan menghimpun masyarakat cinta damai yang tergabung menjadi kekuatan dunia bersatu menegakkan keadilan dunia. Upaya merusak Islam dengan perang melawan teror oleh AS sebenarnya sudah berlangsung sebelum peristiwa pemboman WTC tanggal 11 September 2001. Hal itu bisa dilihat dengan jelas melalui kebijaksanan AS terhadap Palestina. ? Islam mempunyai sejarah masa lampau yang jaya yang membuat trauma Barat serta kemungkinan kebangkitan Islam,? katanya. Perang melawan teror yang dilakukan AS saat ini ditudingnya sebagai dalih negara adikuasa itu untuk mendapatkan pembenaran atau justifikasi guna merusak dunia Islam. Namun perang terhadap terorisme yang dikampanyekan AS dua tahun belakangan, justru membuka jalan kebangkitan bagi Islam. ?Islam tidak terganggu walaupun teror menjadikan umat Islam sebagai sasaran dan telah menimbulkan stigmatisasi buruk terhadap Islam, lewat kampanye negatif di media asing. Namun meski ada pihak yang ingin merusak Islam, pada kenyataannya yang terjadi adalah kebangkitan Islam di Barat, termasuk di AS sendiri,? sambung Din Syamsuddin. Muslim AS bertambah Dipaparkannya, pemeluk Islam di AS setahun sebelum 11 September hanya 20.000 orang. Namun setahun setelah tragedi WTC jumlah itu meningkat menjadi dua kali lipat atau sekitar 40.000 orang. Contoh lainnya, laku kerasnya Alquran dan buku-buku Islam lain, sebagai indikator banyaknya orang yang ingin tahu tentang Islam, dan merupakan efek positif dari kampanye melawan terorisme. ?Tuduhan radikal terhadap Muslim justru merugikan AS sendiri, karena menjadikan lebih banyak lagi orang yang radikal. Tapi tidak ada hubungannya antara radikal dengan terorisme, orang radikal tidak melakukan teror karena teror tidak punya akar dalam Islam,? tegas Din menambahkan. Terkait dengan fundamentalisme, terorisme, dan radikalisme, di Surabaya , Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Drs A Hasyim Muzadi berpendapat bahwa segala bentuk ketidakadilan AS tidak dapat dilawan dengan fundamentalisme, terorisme, dan radikalisme. ?Kalau AS dilawan dengan fundamentalisme, radikalisme, dan terorisme justru akan di-blow up AS dengan menyudutkan Islam lewat media massa bahwa Islam itu keras dan suka ngebom,? katanya di Surabaya, Sabtu. Muzadi mengemukakan hal itu dalam Bedah Buku Ideologi Kaum Fundamentalis karya pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya KH Drs Imam Gozali Said MA dengan pembicara lain Dra Hj Faiqoh MHum (Depag RI). Menurut Hasyim Muzadi yang juga pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang itu, pemerintah AS saat ini memang sedang berupaya menyudutkan Islam, meski hal itu tak didukung mayoritas rakyat AS sendiri. ?Melawan ketidakadilan AS saat ini memerlukan strategi tersendiri, agar tidak berbalik menjadi Islam yang tersudut, apalagi AS itu pintar dalam mengemas ketidakadilan yang dilakukan dengan strategi yang sangat rapi.? (Ant)
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/