Hidayatullah.com– Sedikitnya 17 desa telah “benar-benar hancur” ketika rezim Bashar al-Assad dan sekutu internasional utamanya, Rusia, melakukan serangan militer ke provinsi Idlib di Suriah baratlaut, PBB mengatakan Selasa, lapor Anadolu Agency.
Mark Lowcock, koordinator urusan kemanusiaan PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa serangan rezim selama lebih dari tiga bulan telah menyebabkan desa-desa di Idlib selatan tidak hanya hancur tetapi juga “kosong”.
“Selama lebih dari 90 hari hingga sekarang pemboman dan serangan mortar oleh Pemerintah Suriah dan Federasi Rusia telah menghasilkan pembantaian di wilayah yang disebut zona de-eskalasi Idlib,” kata Lowcock. “Apa yang Anda lihat adalah tingkat kehancuran yang konsisten dengan kampanye pemboman yang bertujuan untuk membumihanguskan.”
Lowcock mengakui keberadaan Hayat Tahrir al-Sham yang terkait dengan al-Qaeda di Idlib, tetapi mengatakan perkiraan PBB menunjukkan ada “sekitar 100 warga sipil untuk setiap pejuang” yang terkait dengan kelompok teror itu.
Setidaknya 450 warga sipil telah terbunuh sejak serangan rezim dimulai pada bulan April, menurut PBB. Termasuk lebih dari 100 warga sipil dalam dua minggu terakhir.
Turki dan Rusia sepakat September lalu, untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata, dengan terus meluncurkan serangan di dalam zona de-eskalasi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Daerah ini saat ini dihuni oleh sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang yang terlantar oleh rezim dan pasukan sekutu dari kota-kota mereka di seluruh negara yang dilanda perang.
Ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi selama konflik lebih dari delapan tahun di Suriah.* Nashirul Haq AR