Hidayatullah.com—Sebanyak 150 warga sipil melibatkan pasien yang membutuhkan perawatan segera dipindahkan dari rumah sakit di Kota Tua Aleppo, hari Jumat.
Mereka adalah warga yang dilaporkan terperangkap di rumah sakit bersangkutan selama beberapa hari akibat pertempuran dekat kota yang dikuasai pejuang oposisi itu.
Kondisi itu menyebabkan 11 pasien di rumah sakit yang bersangkutan meninggal akibat kekurangan alat perawatan dan pengobatan, termasuk terbunuh dalam kejadian tembak-menembak di daerah tersebut.
Ketua Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Marianne Gasser dalam satu pernyataan mengatakan, kebanyakan pasien tidak bisa bergerak dan membutuhkan perhatian serta perawatan intensif.
Katanya, pasien cacat, mengalami kesehatan mental dan terluka telah dipindahkan dari rumah sakit Dar Al-Safaa di Old City, 118 pasien dibawa ke tiga rumah sakit di barat Aleppo, dikutip lalam ICRC.
ICRC mengatakan, 30 orang sipil yang lain termasuk wanita dan anak-anak dipindahkan ke tempat perlindungan di kota barat Aleppo.
“Pertempuran sengit yang berkelanjutan di Aleppo, situasi kemanusiaan dianggap sebagai bencana. Semua pihak yang berselisih harus mengizinkan misi kemanusiaan dapat mengirim pasokan bantuan, “kata ICRC.
Sementara korban terus berjatuhan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengabarkan, pasukan Rusia dan pemerintah Suriah akan terus melanjutkan serangan bom di Aleppo sampai kelompok oposisi mengosongkan kota itu, Jumat (09/12/2016).
“Setelah jeda kemanusiaan, serangan telah dilanjutkan dan akan diteruskan selama bandit-bandit (istilah yang ia gunakan pada kelompok pembebasan) itu masih berada di Aleppo,” kata Lavrov kepada wartawan saat menghadiri pertemuan keamanan di Hamburg, Jerman.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Komentar Lavrov muncul hanya sehari setelah dia mengatakan pemerintah Suriah menghentikan semua operasi militer aktif di Aleppo timur.
Ketika ditanya tentang pernyataan yang tampaknya bertentangan Jumat, Lavrov mengatakan, “Saya tidak mengatakan bahwa operasi militer benar-benar berhenti, saya mengatakan operasi ditangguhkan untuk waktu tertentu agar memungkinkan warga sipil yang ingin pergi dapat melakukannya.”
“Semua orang memahami itu, mitra Amerika kami memahaminya,” ujarnya.*