Hidayatullah.com—Swedia akan meluncurkan penyelidikan resmi atas adopsi ribuan anak asing sejak 1950-an.
Penyelidikan itu akan melihat kemungkinan prosedur “tidak tertib” yang menyebabkan anak-anak diambil secara ilegal dari keluarga mereka di luar negeri.
Penyelidik akan fokus pada adopsi anak-anak yang dilahirkan di China dan Chili, kata Menteri Sosial Lena Hallengren.
“Titik awal adopsi internasional adalah kepentingan terbaik dan hak-hak anak,”
katanya kepada para reporter seperti dilansir Euronews Rabu (27/10/2021)
“Swedia harus menjamin sebisa mungkin bahwa setiap pengangkatan anak dilakukan secara sah dan beretika dan bahwa kepentingan terbaik bagi anak dan kepastian hukum dijamin dalam setiap bagian dari proses adopsi.”
Sekitar 60.000 anak telah diberikan kepada orang tua angkat di Swedia sejak Perang Dunia II. Sebagian besar anak-anak tersebut berasal dari Korea Selatan, India, Kolombia, dan Sri Lanka.
Media Swedia mengangkat keprihatinan anak-anak dicuri dan ditempatkan secara paksa untuk diadopsi tanpa persetujuan atau sepengetahuan orang tua kandung mereka.
Di Chile, hakim khusus Mario Carroza – yang menyelidiki kasus penculikan anak sejak 2018 – mengatakan bahwa setidaknya 2.021 bayi diadopsi di Swedia antara tahun 1971 dan 1992.
Selama era kediktatoran di negara itu, ibu-ibu dari kalangan miskin sering diperdayai sehingga mengira anak-anak mereka sakit atau lahir dalam kondisi tak bernyawa, kata Carroza.
Sementara itu, China muncul sebagai salah satu negara dengan jumlah adopsi terbesar di dunia, karena kebijakan pemerintah membatasi jumlah anak yang bisa dimiliki oleh pasangan suami-istri.
Keinginan keluarga untuk memiliki anak laki-laki telah memicu perdagangan besar-besaran anak perempuan yang ditelantarkan saat lahir.
Pemerintah Swedia telah menunjuk pengacara Anna Singer – seorang profesor hukum perdata dan keluarga di Universitas Uppsala – untuk memimpin penyelidikan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Temuan akhir Singer akan diserahkan pada November 2023.
“Pelajaran yang dipetik akan memberikan panduan untuk pengembangan di masa depan kegiatan adopsi internasional Swedia,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Pada bulan Februari, pemerintah Belanda menangguhkan adopsi dari luar negeri setelah sebuah laporan mengatakan pemerintah tidak menanggapi tuduhan penyimpangan dalam sistem.
Tahun lalu, pihak berwenang Swiss meminta maaf karena gagal mencegah adopsi ilegal anak-anak dari Sri Lanka pada era 1990-an.*