Hidayatullah.com—Negara bagian Kerala, India, berjibaku menghentikan virus mematikan Nipah, sementara coronavirus terus menjangkiti penduduknya.
Kerala mewaspadai virus Nipah setelah seorang anak lelaki berusia 12 tahun meninggal dunia akibat virus langka itu pada hari Ahad (5/9/2021). Petugas kesehatan mulai melakukan pelacakan kontak dan mengisolasi ratusan orang yang pernah kontak dengan anak itu, yang meninggal dunia di kota pesisir Kozhikode.
Hari Selasa (7/9/2021), Menteri Kesehatan Kerala Veena George mengatakan kepada para reporter bahwa sampel dari delapan kontak primer terbukti negatif, lansir BBC.
George mengatakan bahwa lebih banyak sampel akan diuji pada hari Selasa, dan total 48 kontak – termasuk delapan yang dites negatif – sedang dipantau di rumah sakit. Para petugas juga akan melakukan pemeriksaan dari pintu ke pintu guna mengidentifikasi kontak sekunder.
Akhir pekan kemarin, pemerintah federal mengirim satu tim pakar ke Kozhikode untuk membantu aparat lokal melacak para kontak.
Negara bagian itu pernah berhadapan dengan virus Nipah pada tahun 2018, ketika lebih dari dua belas orang meninggal dunia.
Virus Nipah, yang pertama kali diidentifikasi dalam wabah di Malaysia pada akhir 1990-an, dapat disebarkan oleh kelelawar buah, babi dan melalui kontak manusia ke manusia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tidak ada vaksin untuk virus ini, yang dapat menyebabkan demam, kejang, dan muntah. Satu-satunya pengobatan adalah perawatan suportif untuk mengendalikan komplikasi dan membuat pasien tetap nyaman. Virus ini memiliki perkiraan tingkat kematian antara 40% dan 75%, menurut WHO, membuatnya jauh lebih mematikan dibanding coronavirus.*