Hidayatullah.com — Manajemen Masjid Al-Azim Taman Semarak Malaysia berinisiatif membagikan 100 paket sembako secara acak kepada warga asing di Rusun Taman Semarak. Mereka adalah warga asing yang sedang kesulitan ketika perusahaan tempat mereka bekerja tidak boleh beroperasi selama masa pelaksanaan Perintah Pengendalian Gerakan (PKP).
Ketua Masjid Al Azim Taman Semarak, Md Fakarudin Ab Rahman mengatakan semua orang dibantu tanpa melihat latar belakang agamanya. Sebanyak 50 keluarga warga asing dan non-Muslim yang teridentifikasi menerima makanan.
“Kami tahu banyak yang berjuang dan sebagai lembaga keagamaan, kami merasa bertanggung jawab untuk membantu karena mereka juga tinggal di dekat kami,” katanya dikutip Sinar Harian. “Sejak PKP 3.0, RM70.000 (atau setara Rp 24 juta) telah dialokasikan untuk membantu warga yang terkena dampak,” katanya hari Sabtu, (10/7/2021).
Seorang warga Rohingya, Furidah Abu Ahmad, 32, mengatakan, selama sebulan ini suaminya, para buruh pabrik tidak bekerja sehingga kehilangan sumber penghasilan. “Kalau saya tidak masuk kerja, saya tidak punya gaji. Uang yang saya punya habis karena harus bayar sewa. “Kami punya dua anak kecil, dua bulan dan empat tahun. Hidup sangat sulit sekarang,” katanya kepada media Malaysia, Sinar Harian, saat ditemui menerima bantuan kebutuhan dari Masjid Al Azim Taman Semarak di sini, Sabtu.
Warga negara Indonesia, Nikmah Shamsudin, 49, mengatakan, mereka harus membeli makanan untuk menabung. Dia mengatakan dia tidak bekerja selama sebulan dan tinggal menyewa dengan tiga rekan senegaranya seharga RM400 sebulan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Ada kalanya kami hanya makan roti yang dibagikan. Terima kasih kepada pihak masjid yang telah membantu,” ujarnya.
Selain itu, seorang warga Bangladesh, Mohamad Syafiq, 35 tahun, sudah tidak sabar untuk bekerja seperti biasa setelah sebulan hanya berdiam diri di rumah. “Saya sudah delapan tahun tinggal di Malaysia tapi baru pertama kali ini saya merasa sangat kesulitan karena saya tidak punya gaji. Saya tidak mau minta tolong kepada siapapun. merasa lega,” katanya.*