Hidayatullah.com—Seorang cendikiawan politik Jerman, yang hanya diidentifikasi sebagai Klaus L, ditangkap hari Selasa (6/7/2021) dengan tuduhan melakukan kegiatan spionase untuk kepentingan intelijen China. Wadah pemikir yang dikelolanya rupanya berkaitan dengan sebuah partai politik di negara bagian Bavaria.
Ilmuwan politik Klaus L mengelola oragnisasi bernama Hanns Seidel Foundation yang bermarkas di Munich sejak 2001, sebelum kemudian mendirikan Institute for Transnational Studies, menurut lembaga penyiaran Jerman ARD yang dilansir Deutsche Welle (6/7/2021).
Hanns Seidel Foundation (Hanns-Seidel-Stiftung) – organisasi ini juga hadir di Indonesia – merupakan sebuah yayasan yang terkait dengan Christian Social Union (CSU), partai saudara dari partainya Kanselir Angela Merkel, Christian Democratic Union (CDU), di negara bagian Bavaria.
Pihak berwenang Jerman menuduh Klaus L direkrut oleh intelijen China saat mengajar di Universitas Tongji di Shanghai pada pertengahan 2010. Dia secara rutin memberikan informasi kepada para handler-nya (agen intelijen yang kontak dengannya) dan diberi uang, biasanya sebelum diselenggarakannya konferensi-konferensi besar dan kunjungan kenegaraan.
Biaya perjalanannya ke China juga ditanggung sampai bulan November 2019, yaitu ketika penyelidik Jerman mendatangi rumahnya untuk menangkapnya dan melakukan penggeledahan atas propertinya.
Klaus L baru saja kembali dari Italia dan sedang dalam perjalanan menuju bandara di Munich untuk terbang ke Macau bersama istrinya guna menemui handler-nya ketika polisi mendatangi tempat tinggalnya. Polisi menyita sejumlah flashdisk dan komputer saat menggeledah propertinya.
Lembaga penyiaran publik Jerman ARD melaporkan bahwa Klaus L adalah seorang agen ganda, sebab dia juga bekerja untuk dinas intelijen federal Jerman BND (Bundesnachrichtendienst) selama 50 tahun. Dari orang-orang di lingkaran sekuriti ARD memperoleh informasi bahwa Klaus L bekerja untuk BND sebagai “intelligence liaison“.
Bertahun-tahun Klaus L biasa keluar-masuk markas besar BND di Pullach, dekat Munich, di mana dinas intelijen Jerman itu berada sampai belum lama ini. Dia punya kontak yang sangat bagus hingga ke rantai komando level atas, tingkat eselon, menurut ARD.
Dia bekerja untuk Hanns Seidel Foundation sejak 1980-an, kerap bepergian untuk memberikan kuliah tamu di bekas Uni Soviet dan kemudian di Rusia, negara-negara Balkan, Afrika Selatan, dan Asia Selatan.
Di wadah pemikir yang didirikan Klaus L menyusul masa pensiunnya, Institute for Transnational Studies, ARD melaporkan bahwa intelijen Jerman hadir dalam berbagai acara yang diikutinya, tetapi ARD tidak menjelaskan apakah institut itu sendiri merupakan organisasi yang menjadi fasad bagi dinas intelijen Jerman.
Ketika direkrut oleh agen intelijen China, Klaus L memberitahukan handler-nya di BND, menurut keterangan yang diberikan oleh cendikiawan itu kepada pihak penyidik. Klaus L mengklaim respon yang diterimanya adalah bahwa BND ingin melihat “apa maunya China”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dikatakan bahwa perwira komando intelijen China yang menjadi atasan Klaus L memberikannya teknologi untuk mengirimkan komunikasi terenkripsi, lapor ARD. Dia diusulkan untuk disusupkan di World Uyghur Congress – organisasi bentukan orang-orang Uighur yang menyelamatkan diri ke Jerman yang bermarkas di Munich – tetapi Klaus L tidak setuju dengan usulan tersebut.
Cina berusaha merekrut sumber daya manusia di berbagai sektor termasuk politik, budaya, bisnis, dan sains, demi kepentingannya, dan para pensiunan yang masih aktif dalam kehidupan profesional mereka merupakan target empuk untuk direkrut sebagai informan sebab mereka umumnya masih bernafsu untuk mempertahankan pengaruh yang dimilikinya.
Klaus L akan diproses di pengadilan di Munich.
Pihak kejaksaan kabarnya juga akan menjerat hukum sejumlah orang yang memfasilitasi Klaus L mendapatkan informasi yang kemudian diberikannya kepada intelijen China.*