Hidayatullah.com—Seorang pria Prancis yang dicari-cari aparat berkaitan penculikan seorang anak perempuan telah diusir dari Malaysia.
Rémy Daillet-Wiedemann dan keluarganya dideportasi ke negara asalnya karena tinggal lebih lama dari visanya di Malaysia, kata sumber-sumber kehakiman seperti dilansir BBC Ahad (13/6/2021).
Pria berusia 55 tahun itu dicari aparat berkaitan dengan hilangnya seorang anak perempuan dari rumah neneknya di bagian timur Prancis.
Pria yang terkenal di lingkaran para penyebar teori konspirasi di Prancis itu dikabarkan tinggal secara ilegal di Malaysia selama bertahun-tahun.
Pada bulan April, pihak kejaksaan di Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional atas namanya dalam kaitannya dengan kasus penculikan. Namun, Daillet-Wiedemann dan keluarganya kemudian diperiksa oleh aparat Malaysia berkaitan dengan visa mereka.
Hari Ahad, seorang pejabat Prancis mengatakan kepada AFP, “Saya dapat konfirmasikan kepada Anda bahwa mereka telah dideportasi oleh pihak keimigrasian.”
Daillet-Wiedemann, pasangannya, serta tiga anak mereka diserahkan ke aparat Prancis di bandara Kuala Lumpur dan dinaikkan ke sebuah pesawat, kata para sumber.
Kasus penculikan di Prancis berkaitan dengan seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang tinggal bersama neneknya di daerah Vosges. Beberapa hari kemudian, anak perempuan itu dan ibunya ditemukan di dekat Swiss.
Ibu anak itu kemudian ditahan, bersama dengan empat laki-laki. Namun, petugas juga melirik Daillet-Wiedemann, yang diyakini memberikan bantuan kepada mereka.
Daillet-Wiedemann kala itu mengatakan kepada sebuah kanal TV Prancis bahwa kasus tersebut bukan penculikan, melainkan “pengembalian anak perempuan kepada ibunya atas permintaannya”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Daillet-Wiedemann pada tahun 2000 merupakan politisi dari kalangan tengah Gerakan Demokrat di wilayah barat daya Prancis.
Akan tetapi kemudian dia didepak dari partai itu, lalu bergabung dengan kalangan kanan-jauh, dan menjadi terkenal di kalangan peminat teori konspirasi dengan video-videonya yang mengajak orang untuk melakukan “popular coup d’état” kudeta oleh rakyat.
Dalam salah satu videonya dia bicara soal bahaya teknologi komunikasi 5G dan bahaya masker wajah yang digalakkan dipakai selama pandemi Covid-19.*