Hidayatullah.com — Juru bicara (jubir) kepresidenan Turki mengatakan negaranya sedang mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan Arab Saudi. Hal itu setelah putusnya hubungan antara kedua negara baru-baru ini, lansir The New Arab.
Jubir Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan kepada Reuters bahwa Ankara mencari hubungan yang lebih luas dengan Riyadh yang memburuk setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.
“Kami akan mencari cara untuk memperbaiki hubungan dengan agenda yang lebih positif dengan Arab Saudi juga,” katanya.
Kalin mengatakan bahwa Turki juga senang dengan proses hukum di kerajaan itu, di mana sekelompok pejabat Saudi yang disalahkan atas pembunuhan Khashoggi dijatuhi hukuman antara tujuh dan 20 tahun penjara oleh pengadilan.
“Mereka punya pengadilan. Sidang sudah digelar,” katanya. “Mereka membuat keputusan jadi kami menghormati keputusan itu.”
Pembunuhan Khashoggi menyebabkan krisis hubungan diplomatik antara Ankara dan Riyadh, yang mengarah pada pemboikotan barang-barang Turki di Arab Saudi.
Perdagangan antara Turki dan Arab Saudi turun 98 persen setelah boikot, yang menurut Riyadh tidak resmi, dengan Kalin mendesak Riyadh untuk mencabut embargo.
Turki telah terpecah dengan negara-negara Arab lainnya, sebagian besar karena pengaruh Ankara di wilayah tersebut.
Hubungan dengan Mesir putus setelah kudeta militer yang dipimpin oleh Presiden Abdel Fattah Al-Sisi yang menyebabkan penggulingan pemerintah pertama yang dipilih secara demokratis di negara itu.
Kedua negara juga berselisih mengenai dukungan untuk pihak yang berlawanan di Libya, dengan Ankara memberikan bantuan militer utama kepada pemerintah yang didukung PBB di Tripoli.
Turki dan Mesir baru-baru ini berusaha memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun dendam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Mengingat kenyataan di lapangan, saya pikir itu adalah kepentingan kedua negara dan kawasan untuk menormalisasi hubungan dengan Mesir,” kata Kalin.
Ini juga diperluas untuk menemukan solusi untuk perang saudara Libya, di mana kedua negara memainkan peran kunci.
“Mengingat kenyataan di lapangan, saya pikir itu adalah kepentingan kedua negara dan kawasan untuk menormalisasi hubungan dengan Mesir,” kata Kalin.
“Kesesuaian dengan Mesir … pasti akan membantu situasi keamanan di Libya karena kami sepenuhnya memahami bahwa Mesir memiliki perbatasan yang panjang dengan Libya dan terkadang dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi Mesir.”