Hidayatullah.com — Setiap kesepakatan potensial untuk menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan ‘Israel’ akan membawa manfaat besar di Timur Tengah, namun itu tergantung pada kemajuan proses perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina, ujar menteri luar negeri Arab Saudi pada Kamis.
Dilansir Arab News pada Sabtu (03/04/2021),“Normalisasi status Israel di kawasan ini akan membawa manfaat luar biasa bagi kawasan secara keseluruhan,” kata Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dalam wawancara dengan CNN. “Ini akan sangat membantu secara ekonomi, sosial, dan dari perspektif keamanan.”
Meskipun begitu, lanjutnya, kesepakatan potensial hanya akan mungkin jika kemajuan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina dibuat, dengan Palestina diberi negara berdaulat berdasarkan perbatasan tahun 1967.
“Saya tidak tahu apakah (kesepakatan) akan segera terjadi, itu sangat tergantung pada kemajuan proses perdamaian,” kata Pangeran Faisal. “Ada, tentu saja, kesepakatan normalisasi di atas meja – telah dibahas sejak 2002; itu disebut rencana perdamaian Arab. Dan bahkan sebelum itu kami memiliki inisiatif Fez, yang dipresentasikan oleh Kerajaan pada tahun 1982 dan mengedepankan prospek normalisasi penuh dan lengkap dengan ‘Israel’ sebagai imbalan atas penyelesaian yang adil atas masalah Palestina.
“Sekarang, normalisasi di kawasan (Timur Tengah) hanya bisa berhasil jika kita mengatasi masalah Palestina dan jika kita mampu mewujudkan negara Palestina dengan batas (yang disepakati) tahun 1967 yang memberikan martabat Palestina dan memberi mereka hak-hak mereka. Jika kita dapat menemukan jalan menuju itu, maka saya pikir kita dapat melihat wilayah yang jauh lebih aman dan lebih makmur di mana semua orang dapat berkontribusi untuk kesuksesannya, termasuk ‘Israel’,” lanjutnya.
Uni Emirat Arab dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel September lalu sebagai bagian dari Abraham Accords, yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan ditandatangani di Washington.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mereka menjadi negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel ‘sejak’ Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Sudan dan Maroko sejak itu mengikutinya.
Pada bulan Februari, Pangeran Faisal mengatakan kepada para menteri luar negeri Liga Arab bahwa Arab Saudi tetap berkomitmen pada pembentukan negara Palestina, berdiri bersama rakyat Palestina dan mendukung semua upaya untuk mencapai solusi.*