Hidayatullah.com—Sebuah patung perunggu akan dikembalikan ke Nigeria oleh Universitas Aberdeen karena kepemilikan barang itu di masa sekarang ini dirasa “sangat tidak bermoral”.
Patung perunggu “yang tak ternilai harganya” itu dulu dijarah oleh tentara Inggris di Benin City pada tahun 1897.
Patung yang menampilkan sosok Oba (raja) Benin itu dibeli Universitas Aberdeen lewat lelang pada tahun 1957.
Namun karena belakangan semakin gencar seruan untuk mengembalikan benda-benda bersejarah semacam itu ke asalnya, pihak universitas sekarang menyetujui repatriasinya.
Ribuan patung dan ukiran dijarah semasa Benin City dihancurkan. Kota itu sekarang ini berada di wilayah Nigeria.
Kebanyakan barang yang dicuri tersebut kemudian dijual ke museum-museum atau kolektor pribadi.
Sejumlah museum tahun belakangan ini mendiskusikan soal perunggu-perunggu Benin yang menjadi koleksi mereka, di tengah dukungan terhadap pendirian Edo Museum of West African Art di Benin City untuk memajang barang-barang yang dikembalikan.
Neil Curtis, kepala museum dan koleksi khusus, mengatakan bahwa pihak universitas sebelumnya sudah menyetujui repatriasi beberapa benda sakral dan peninggalan leluhur ke Kanada, Australia dan New Zealand.
Sebuah panel menyimpulkan bahwa patung kepala Oba tersebut diambil dengan cara yang tidak patut dan sangat tidak bermoral, karena itu dan mereka sepakat untuk mengembalikannya ke Nigeria, dan pihak pengelola universitas mendukung langkah tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menteri Informasi dan Kebudayaan Alhaji Lai Mohammed berkata, “Kebijakan Universitas Aberdeen dan langkah nyata melepaskan benda anti tak ternilai harganya itu merupakan langkah ke arah yang benar.”
“Pihak-pihak lain yang masih menyimpan benda-benda antik Nigeria sepatutnya meniru langkah repatriasi tersebut,” imbuhnya.*