Hidayatullah com—Jerman memperpanjang kebijakan lockdown hingga pertengahan April dan memberlakukan sejumlah pembatasan baru, termasuk perayaan publik semasa Paskah, guna menekan laju pertambahan infeksi coronavirus.
Dilansir Associated Press, hari Selasa (23/3/2021) pagi usai berbicara panjang lewat sambungan video dalam rapat dengan 16 kepala negara bagian, Kanselir Angela Merkel mengumumkan bahwa lockdown yang sebelumnya ditetapkan sampai 28 Maret diperpanjang sampai 18 April.
Infeksi coronavirus terus merangkak naik di Jerman setelah varian Inggris menjadi dominan.
“Pada dasarnya kita mengalami pandemi baru,” kata Merkel kepada reporter di Berlin.
“Esensinya kita memiliki virus baru, yang tipenya jelas sama tetapi karakteristiknya sama sekali berbeda,” imbuhnya. “Secara signifikan lebih mematikan, lebih mudah menular (dan) bertahan lebih lama.”
Rapat terakhir tiga pekan lalu sejumlah negara bagian berusaha menghindari agar lockdown tidak diberlakukan lagi.
“Sayangnya, kita harus menggunakan rem darurat ini,” kata Merkel.
Hari Senin tingkat infeksi per 100.000 orang mencapai 107 di tingkat nasional, naik dari 60-an tiga pekan lalu.
Para petinggi negeri itu sepakat kebanyakan aktivitas masyarakat dihentikan 1-3 April dan selama libur Paskah itu kebanyakan toko harus tutup. Kerumunan publik akan dilarang pada 1-5 April, untuk mendorong orang tetap tinggal di rumah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di tengah kekhawatiran peningkatan perjalanan untuk berlibur, pihak berwenang sepakat siapa saja yang akan melakukan perjalanan udara ke Jerman harus menjalani tes Covid-19.
Dalam rapat hari Selasa itu, pihak berwenang sepakat untuk menawarkan tes gratis untuk semua pelajar dan guru di sekolah Jerman.
Per hari Ahad, Jerman baru menyuntik setidaknya dosis pertama vaksin ke 9% dari penduduknya, sedangkan yang sudah lengkap 2 dosis hanya 4%.*