Hidayatullah.com—Petugas di penjara-penjara sejumlah negara bagian di Amerika Serikat cukup banyak yang menolak divaksinasi
Associated Press Senin (16/3/2021) melaporkan bahwa di Massachusetts, lebih dari setengah orang yang dipekerjakan oleh Department of Correction Menolak disuntik vaksin Covid-19.
Survei di tingkat negara bagian California menunjukkan setengah dari staf yang dipekerjakan departemen akan menunggu untuk divaksinasi.
Di Rhode Island, jumlah sipir yang menolak divaksinasi lebih banyak dibanding narapidana, kata direktur medis Dr Justin Berk.
Sedangkan di Iowa, jajak pendapat awal di kalangan sipir menunjukkan sedikit staf yang bersedia divaksinasi.
Tingkat infeksi di penjara-penjara di Amerika Serikat lebih tinggi dibanding masyarakat umum. Staf penjara punya andil dalam penyebaran coronavirus dengan menolak mengenakan masker, meremehkan gejala yang muncul, tidak memperhatikan jarak dengan orang lain, dan protokol kesehatan yang buruk. Minimnya ventilasi udara di lingkungan penjara menambah risiko penyebaran virus.
Lebih dari 106.000 penjaga penjara di 29 sistem, termasuk Federal Bureau of Prisons, sudah menerima sedikitnya satu dari dua dosis vaksin coronavirus yang harus disuntikkan ke setiap orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Marshall Project dan Associated Press Sejak Desember 2020. Beberapa negara bagian tidak mendata para sipir yang disuntik di tempat umum seperti klinik atau apotik.
Mereka yang menolak diinokulasi sebagian mengaku khawatir dengan efek samping jangka pendek maupun panjang dari suntikan vaksin. Sebagian lain percaya teori konspirasi terkait vaksin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di antara mereka itu bahkan ada yang mengaku lebih baik dipecat daripada disuntik vaksin Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Amerika Serikat, lebih dari 388.000 napi dan 105.000 sipir terjangkit coronavirus. Secara keseluruhan, 2.474 narapidana meninggal dunia akibat Covid-19 dan 193 berakhir hayatnya setelah terinfeksi coronavirus.*