Hidayatullah.com–Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan visa turis untuk warga ‘Israel’ pada hari Kamis (03/12/2020), kata media resmi, dalam langkah terbaru menyusul normalisasi hubungan antara kedua negara, lapor Daily Sabah. Kementerian luar negeri Abu Dhabi “mengumumkan aktivasi visa masuk turis melalui maskapai penerbangan dan kantor perjalanan dan pariwisata untuk pemegang paspor ‘Israel’,” lapor kantor berita WAM.
Langkah tersebut adalah stop-gap sampai kesepakatan pembebasan visa bersama diberlakukan yang berarti orang ‘Israel’ yang mengunjungi UEA akan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa pada saat kedatangan. Hal yang sama berlaku untuk Emirat yang mengunjungi negara Yahudi itu.
“Langkah itu termasuk dalam kerjasama bilateral antara UEA dan Negara ‘Israel’ menyusul penandatanganan Kesepakatan Abraham dan bertujuan untuk memfasilitasi perjalanan ke UEA untuk saat ini,” tambah laporan itu.
Dengan ekonomi mereka terpukul parah oleh pandemi virus corona, UEA dan ‘Israel’ mengharapkan dividen cepat dari kesepakatan normalisasi yang ditengahi AS yang ditandatangani pada bulan September. Mereka telah menandatangani kesepakatan tentang perlindungan investasi, dan sains dan teknologi, serta kesepakatan penerbangan sipil yang mengesahkan 28 penerbangan seminggu antara kedua negara.
UEA hanya negara Arab ketiga yang menormalisasi hubungan dengan ‘Israel’ setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Namun, langkahnya segera diikuti oleh Bahrain, dan pada Oktober, Sudan juga mengumumkan akan menormalisasi hubungan dengan pemerintah Zionis.
Perjanjian, yang telah dikutuk habis-habisan oleh Palestina, melanggar kebijakan Liga Arab selama bertahun-tahun tentang konflik ‘Israel’-Palestina. Konsensusnya adalah bahwa tidak boleh ada hubungan dengan ‘Israel’ sampai ‘Israel’ berdamai dengan Palestina.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
UEA dan Bahrain telah menghadapi kritik dari dalam Arab dan dunia Muslim atas keputusan mereka untuk menjalin hubungan dengan ‘Israel’. Sebagai imbalan atas hubungan formal dengan UEA, ‘Israel’ setuju untuk membekukan rencana untuk mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat yang diduduki, meskipun Netanyahu mengatakan bahwa pencaplokan masih ada di atas meja.*