Hidayatullah.com–Dalam sebuah wawancara dengan harian Jerman, Die Welt, pada Senin, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash menyampaikan dukungannya kepada Macron dan menyerukan umat Islam untuk menerima sikap presiden Prancis tersebut atas klaimnya tentang perlunya “integrasi yang lebih besar” umat Islam lapor ParsToday pekan lalu. Keanehan UEA ini terjadi setelah tiga bulan resmi menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Zionis-Israel di Gedung Putih.
“Umat Islam harus mendengarkan baik-baik apa yang Macron katakan dalam pidatonya. Dia tidak ingin mengisolasi Muslim di Barat, dan dia sangat benar,” Gargash mengatakan kepada harian Jerman, menambahkan bahwa umat Islam “perlu diintegrasi dengan cara yang lebih baik” di negara-negara Barat.
Gargash juga menolak pernyataan bahwa presiden Prancis berusaha mengecualikan umat Islam yang tinggal di Prancis. Selama dua bulan terakhir, kepala negara Prancis itu telah beberapa kali menyerang keyakinan hampir dua miliar umat Islam di seluruh dunia dalam beberapa kesempatan.
Pada September, Macron membela “hak untuk menghujat” di Prancis setelah majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, menerbitkan ulang karikatur menghujat Nabi Muhammad SAW. Pada 2 Oktober, dia mengklaim dalam pidatonya bahwa Islam “dalam krisis secara global” dan mengumumkan rencananya untuk “mereformasi Islam” untuk membawa agama sejalan dengan nilai-nilai Prancis.
Belakangan, Macron mendukung seorang guru Prancis yang menampilkan kartun yang menghina Nabi di kelasnya. “Prancis tidak akan pernah menyerah kepada karikatur,” kata Macron, membela gurunya karena “mempromosikan kebebasan.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Banyak negara bagian dan pemimpin Muslim telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam Macron, dan ribuan protes telah dilakukan untuk memprotes sikapnya. Komentar aneh Gargash dalam membela Macron datang bahkan ketika presiden Prancis itu sendiri telah melunakkan nadanya di tengah boikot produk Prancis oleh perusahaan dan asosiasi Muslim.*