Hidayatullah.com—Organisasi peduli lingkungan Greenpeace mengatakan sejumlah orang mengeluhkan radang tenggorokan, memburuknya penglihatan, mual, muntah dan demam, setelah menikmati air laut kawasan pantai Kamchatka, Rusia.
Pihak berwenang Rusia hari Sabtu (3/10/2020) memerintahkan warga agar menjauhi pantai yang populer di daerah Timur Jauh negeri itu dikarenakan polusi air yang masih belum diketahui penyebabnya.
Greenpeace menyebut kejadian itu sebagai bencana alam, mengatakan bahwa polusi mengakibatkan sejumlah peselancar jatuh sakit.
Pihak berwenang mengatakan hasil tes air laut menunjukkan kenaikan kadar produk minyak dan zat kimia phenol, lansir DW.
Awal pekan ini, pejabat sementara menteri sumber daya alam Rusia Alexei Kumarkov mengatakan hasil tes menampakkan tingkat produk minyak dan phenol 3,6 dan 2,5 kali lebih tinggi dibanding biasanya.
“Sekarang ini yang baru bisa dikatakan adalah ada zat-zat pencemar di dalam air. Hasil tes akhirnya belum keluar,” kata Vladimir Solodov, gubernur wilayah Kamchatka.
Greenpeace mengatakan, polusi yang sepertinya sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu pertama kali diketahui oleh warga di sekitar pantai Khalaktyrsky, bagian dari pesisir pantai Pasifik yang ditutupi pasir gunung hitam dan populer di kalangan turis.
Warga melihat air di daerah itu berubah warna dan tidak aman bagi kesehatan mereka. Orang yang kontak dengan air laut itu kemudian mengalami gangguan kesehatan, kata Greenpeace dalam sebuah pernyataan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Belum lama ini turis yang berkunjung ke pantai mengunggah rekaman video yang menampakkan sejumlah oktopus mati dan hewan-hewan laut lainnya terkapar di pantai. Tidak jelas apakah gambar-gambar yang beredar di media sosial itu merupakan pemandangan dampak polusi air laut yang sedang terjadi di Kamchatka.*