Hidayatullah.com—Presiden pemerintahan transisi Mali Bah Ndaw menunjuk seorang sipil sebagai perdana menteri, lapor stasiun televisi pemerintah hari Ahad (27/9/2020) seperti dilansir BBC.
Moctar Ouane yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Mali antara tahun 2004 dan 2011 ditunjuk untuk menduduki kursi perdana menteri.
Ouane merupakan perwakilan permanen Mali di Perserikatan Bangsa-Bangsa dari tahun 1995 sampai 2002. Dari sana karirnya berlanjut menjadi penasihat diplomatik untuk organisasi kerja sama regional Afrika Barat, Ecowas.
Penunjukannya dapat dilihat sebagai upaya Mali untuk melepaskan diri dari jeratan sanksi ekonomi yang diberikan Ecowas menyusul kudeta oleh militer.
Pemimpin junta militer Kolonel Assimi Goita menunjuk Ndaw, yang dilantik hari Jumat kemarin, sebagai presiden pemerintahan transisi.
Penunjukan presiden dan perdana menteri dari kalangan sipil merupakan syarat yang diminta Ecowas apabila Mali tidak ingin mendapatkan sanksi.
Ecowas hari Jumat mengatakan meskipun sudah ada presiden dari kalangan sipil, tetapi sanksi tidak akan dicabut sampai Mali memiliki perdana menteri juga dari kalangan sipil.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Masih belum jelas seberapa besar kekuatan militer mencengram kekuasaan di Mali, pasalnya Goita sendiri menduduki posisi wakil presiden, dan Bah Ndaw juga merupakan pensiunan militer sebelum menjabat menteri pertahanan di masa presiden Ibrahim Keita yang dikudeta Goita dan kawan-kawan.*