Hidayatullah.com—Menteri Dalam Negeri Bahrain Rashid bin Abdullah Al Khalifa mengatakan bahwa normalisasi dengan ‘Israel’ akan melindungi kepentingan negaranya lapor Anadolu Agency pada Senin (14/09/2020).
“Kesepakatan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan ‘Israel’ datang dalam kerangka melindungi kepentingan yang lebih tinggi Kerajaan Bahrain, yang berarti melindungi entitas negara,” kata situs Kementerian Dalam Negeri mengutip pernyataan Al Khalifa.
“Kesesuaian langkah kami dengan saudara Emirat [UEA] tidak mengherankan, melainkan menegaskan kedalaman hubungan historis yang antar kedua negara bersaudara,” katanya.
“Kerajaan Bahrain, sejak awal konflik Palestina-‘Israel’, telah mendukung perjuangan Palestina dan posisi ini masih tidak ambigu, dan deklarasi [normalisasi] ini tidak bertentangan dengan posisi Bahrain dalam keputusan-keputusan insiatif perdamaian Arab dan legitimasi internasional.”
Pengumuman kesepakatan normalisasi Bahrain pada Jumat datang sekitar sebulan setelah UEA mengumumkan kesepakatan serupa pada 13 Agustus, dengan pengamat mengatakan bahwa Manama mengikuti jejak Abu Dhabi. Bahrain menjadi negara Arab keempat yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel setelah Mesir pada 1979, Yordania pada 1994, dan UEA pada Agustus tahun ini.
Kesepakatan normalisasi telah menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan bahwa kesepakatan semacam itu tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Otoritas Palestina mengatakan setiap kesepakatan dengan ‘Israel’ harus didasarkan pada Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002 dengan prinsip “tanah untuk perdamaian” dan bukan “perdamaian untuk perdamaian” seperti yang diklaim ‘Israel’.*