Hidayatullah.com—Ribuan dokter muda di Korea Selatan berunjuk rasa menentang rencana pemerintah untuk menambah jumlah mahasiswa kedokteran, dengan alasan dana yang dipakai akan sia-sia.
Pemerintah mengungkapkan rencananya untuk menambah jumlah mahasiswa kedokteran menjadi 4.000 kurun dekade mendatang dengan harapan negara itu akan lebih baik apabila berhadapan dengan masalah seperti wabah Covid-19 sekarang ini.
Namun, para dokter muda mengatakan anggaran yang akan dikeluarkan untuk program tersebut lebih baik dipakai untuk menambah gaji dokter muda yang ada saat ini. Dengan penambahan gaji itu diharapkan dokter tertarik untuk bergeser ke daerah pedesaan di mana profesional kesehatan dibutuhkan.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mendesak para dokter muda dan residen untuk membatalkan aksi mogok 24 jam, yang dilakukan ketika Korea Selatan menangani kemunculan kembali klaster-klaster baru infeksi coronavirus.
Sekitar 12.000 dokter muda ambil bagian dalam aksi protes diam di luar gedung parlemen di Seoul, sambil mengenakan masker dan tameng wajah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Panitia mogok, Korean Intern Resident Association (KIRA), mengeluarkan panduan menjelang aksi tersebut yang melarang bernyanyi atau bersorak-sorak guna mencegah penyebaran virus.*